Friday, July 30, 2021

MANUFAKTUR: WAWASAN INDUSTRI, PENTING KAH?

Setiap orang yang bekerja dan menekuni dunia manufaktur pasti tidak asing dengan berbagai langkah strategi efisiensi produksi. Seringkali hal ini menjadi topik hangat dalam perbincangan di komunitas yang menekuni bidang ini. Bisa dikatakan seorang engineer tanpa wawasan strategi efisiensi produksi ibarat seorang pedagang yang tidak punya barang untuk dijual. Omong kosong.

Ilustrasi Pentingnya Wawasan Industri
Sumber: Google

Dalam praktiknya di industri manufaktur, strategi efisiensi produksi dapat ditempuh dengan berbagai banyak cara. Ada puluhan metode yang ditawarkan oleh para insinyur yang menekuni bidang rekayasa seperti ini. Salah satu cara paling terkenal dan sangat digaungkan di kalangan penekun bidang ini adalah TPM System. Ya, Sistem Total Productivity Maintenance. 

Secara teori Sistem TPM ini dapat dijadikan sebagai cara sistematis-metodik untuk menekan bahkan menghindari kerugian alias ketidakefisienan pada tiga isu penting proses manufaktur. Isu tersebut antara lain dalam bentuk capaian target baik kualitatif atau kuantitatif yaitu zero breakdowns (nol kerusakan), zero defect (nol cacat produk) dan zero accident (nol kecelakaan). 

Saya merasakan dengan sepenuh hati bahwa sepanjang belajar di bangku kuliah, sangat minim sekali materi tentang Sistem TPM ini diajarkan. Padahal mayoritas industri sektor manufaktur (apapun bidangnya) menerapkannya dan tentu pemahaman yang baik tentang ini sangat dibutuhkan jika para calon sarjana yang akan lulus ingin terjun ke industri manufaktur. 

Bangku kuliah banyak mengajarkan wawasan yang muara akhirnya adalah peningkatan daya analisis, misalkan belajar problem solving dengan soal-soal eksakta seperti calculus, kinematika dan dinamika, mekanika fluida dan seterusnya. Mata kuliah dasar hingga spesifik sesuai bidang memang penting dan wajib terus diberikan. Ini bermanfaat dalam membekali calon sarjana sebuah skill problem solving.

Tapi juga sebaiknya lembaga pendidikan mulai berbenah bahwa wawasan yang terimplementasi di dunia kerja harus segera diberikan dengan serius. Karena fakta hari ini yang saya rasakan sebagai seorang user lulusan sarja, saya merasakan kurangnya sekali wawasan fresh graduate pada dasar-dasar efisiensi produksi dalam proses manufaktur. Padahal jelas sekali ini sangat penting diketahui dan dikuasi.

TPM system pada perumpamaan di paragraf awal-awal di atas hanyalah sebatas contoh. Betapa ternyata sangat banyak sekali hal yang akan digunakan dan dibutuhkan oleh industri tetapi bangku kuliah kurang mengakomodirnya. Ini akan menjadi bom waktu yang akan sewaktu-waktu meledak jika dibiarkan. Ledakannya dalam wujud ketidaksiapan SDM dalam kebutuhan serapan profesi.

Merekrut dosen-dosen yang juga praktisi di industri manufaktur merupakan salah satu strategi approach dalam mengenalkan lebih dalam wawasan industri. Mengkombinasikan kuliah berbasis teori dan perbanyak praktik lapangan adalah juga merupakan sekian cara yang selama ini dilakukan. Ini tentu baik dan layak digiatkan lebih serius.

Penulis ingin memberikan penekanan bahwa seorang mahasiswa atau calon sarjana tidak bisa lagi hanya berharap dari kampus saja untuk mendapatkan infus wawasan industri. Calon sarjana harus benar-benar agresif belajar mandiri baik otodidak atau bermentor pada orang yang tepat. Jika tidak ingin ketinggalan kereta, sebaiknya datang ke stasiun lebih awal. Begitu kira-kira kiasannya.

No comments:

Post a Comment