Thursday, December 21, 2017

Ngaji Ihya Ulumuddin Halaman 28

Review (catatan ulang) ngaji Ihya Ulumuddin di Pesantren Motivasi Burangkeng Setu Bekasi.
Diampu oleh: Gus Ulil Abshar Abdalla

Bismillahirrahmanirrahim...

Imam Al-Gazali --> Pada dasarnya dalam tubuh manusia dialiri syaitan
Dalam diri nabi bahkan diakui oleh nabi sendiri dialiri syaitan (ada hadistnya)
Dari sini menjadi dasar kenapa ada kecenderungan perilaku jahat dalam tingkah laku manusia
Menurut nabi Muhammad --> Kiat mempersempit potensi ruang gerak syaitan dalam tubuh kita dengan cara lapar (tidak makan banyak-banyak)
Imam Al-Gazali --> Lawanlah syaitan dalam diri manusia dengan mengurangi makan berlebih (melaparkan diri)
Perluasan makna dari melaparkan diri:
- Menahan diri untuk tidak mengkonsumsi apapun, lebih tahan terhadap godaan serba-serbi keinginan

Imam Al-Gazali --> Tidak penting apa itu bentuk syaitan, yang terpenting bagaimana manusia tidak membiarkan syaitan bergerak liar dalam tubuh manusia
Ibarat orang kemasukan ular dalam baju, berdiskusi tentang apa itu ular adalah sia-sia yang terpenting bagaimana cara mengusir ular itu
Imam Al-Gazali --> Sumber utama kenapa syaitan masuk dalam diri manusia adalah alkhowtir (percakapan batin/was-was/gerak-gerik hati)
Alkhowtir mendorong manusia untuk berbuat jahat dan baik dalam diri manusia, kecenderungannya adalah laku jahat jika tidak pandai mengendalikan
Ketika kita sudah memahami hal tersebut yang menjadikan manusia cenderung berbuat jahat maka manusia harus memeranginya dan melawannya, cara terbaik adalah lapar
Godaan paling besar orang saleh adalah takabur (saya merasa sudah ini itu - yang positif)
Nabi Muhammad --> Setiap orang punya walhan (syaitan tukang pemesona/penggoda dalam diri manusia)
Tabiat syaitan = Mak bedunduk nongol saat manusia lengah
Senjata syaitan masuk ke dalam diri kita adalah syahwat (keinginan berlebih). Bagaimana cara mengatasi senjata syaitan tersebut? Mendekati Allah dan tidak banyak bertanya hal-hal yang tidak penting - ex: siapakah syatian? Siapakah malaikat?

Point of review:
Jalan masuknya syaitan masuk ke dalam diri kita adalah syahwat (sesuatu yang diinginkan secara berlebihan masuk hati)
Jalan terbaik melawannya adalah dengan memecahkan syahwat tersebut

Sekian


Monday, December 18, 2017

Renungan Untuk Para Lajang

Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai pasangan suami istri. Tujuan dari pernikahan adalah membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal, bukan saja di dunia tetapi sampai di akhirat kelak.

Ada banyak faktor yang menjadi unsur pendukung terciptanya keluarga dan rumah tangga yang langgeng dan bahagia. Salah satunya adalah perilaku istri sebagai pasangan hidup. Baik dan buruknya perilaku istri memberi andil pada bahagia dan tidaknya kehidupan sebuah keluarga.
Dalam hal ini barangkali sabda Rasulullah berikut bisa dijadikan acuan:

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الزَّوْجُ الصَّالِحُ
Artinya, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah pasangan yang saleh,” (HR Imam Thabrani).

الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Artinya, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang salehah,” (HR Imam Muslim).

Hadlratussyekh Hasyim Asy’ari dalam karyanya Dhau'ul Mishbah fi Bayani Ahkamin Nikah menyebutkan enam perilaku buruk yang menjadikan seorang perempuan tak layak untuk dinikahi.

قال بعض العرب لا تنكحوا من النساء ستة لا أنانة ولا منانة ولا حنانة ولا تنكحوا حداقة ولا براقة ولا شداقة
Artinya, “Sebagian orang Arab mengatakan, jangan kau nikahi enam macam perempuan yakni annânah, mannânah, hannânah. Jangan pula kau nikahi perempuan yang haddâqah, barrâqah, dan syaddâqah.”

Penjelasan dari isi nasehat tersebut adalah sebagai berikut:

• Perempuan yang annânah adalah perempuan yang banyak mengeluh, mengadu, dan sering membalut kepalanya. Tak ada baiknya menikahi perempuan yang sakit-sakitan dan berpura-pura sakit.
• Perempuan yang mannânah adalah perempuan yang punya kebiasaan suka mengungkit-ungkit suaminya. Ia berkata, “Aku sudah melakukan ini dan itu untukmu!”
• Perempuan yang hannânah adalah perempuan yang merindukan suami yang lain atau merindukan seorang anak dari suami yang lain. Umpamanya ia membayangkan kalau saja suaminya seperti artis fulan atau kalau saja ia memiliki anak dari seorang laki-laki tampan yang ia idolakan. Perempuan dengan perilaku seperti ini mesti dijauhi.
• Perempuan yang haddâqah adalah perempuan yang suka melihat-lihat segala sesuatu lalu menginginkannya dan menuntut sang suami untuk membelinya.
• Perempuan yang barrâqah mengandung dua makna, pertama perempuan yang sepanjang hari selalu bersolek dan merias wajahnya agar terlihat berkilau dengan dibuat-buat. Makna kedua adalah perempuan yang suka marah karena makanan. Ia lebih suka makan sendirian dan menganggap bagiannya dalam segala hal cuma sedikit sehingga perlu untuk meminta tambahan.
• Perempuan syaddâqah adalah perempuan yang banyak bicara alias cerewet.

Perempuan dengan keenam sifat dan perilaku tersebut tidak layak untuk dipilih sebagai pasangan hidup dan kurang mendukung dalam terciptanya kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Lalu bagaimana bila seseorang telah terlanjur memiliki pasangan hidup yang memiliki salah satu atau beberapa perilaku tersebut? Dalam kondisi demikian bersabar adalah sikap terbaik yang mesti dilakukan. Karena bisa jadi pada sesuatu yang tidak disenangi Allah memberikan banyak kebaikan. Wallahu a’lam.

(Dinukil dari: Yazid Muttaqin kontributor NU Online)

Tuesday, December 5, 2017

Carut Marut E-KTP

Ceritanya gak sengaja kemarin lusa ketemu sama bang Kokim (sebut saja namanya begitu), dia kebetulan kerja sebagai pegawai kecamatan, terus dia cerita katanya blangko E-KTP sudah ada tapi dalam jumlah yang terbatas. Dia menyarankan saya untuk menanyakan ke kecamatan siapa tahu E-KTP saya sudah jadi. Ngomong-omong saya sudah rekam data sekitar setahun berlalu. Okelah saran saya terima dengan senang hati tentunya.

Eng ing eng, akhirnya dengan semangat warga negara yang baik saya menyempatkan diri mengunjungi kecamatan dengan membawa berkas yang diperlukan, berkas tersebut meliputi KK, surat keterangan pengganti E-KTP sementara alias disingkat suket, surat pernyataan telah rekam data dari disdukcapil, dll. Pas sampai kecamatan langsung ke loket pelayanan dan menanyakan perihal kebenaran kabar telah tersedianya blangko E-KTP tersebut. Seneng dong kalau misal ini kabar beneran, artinya saya bakal resmi diakui sebagai warga Bekasi. Bekasi coooooy gak maen-maen! Megapolitan! Planet terindah.

Apa yang terjadi selanjutnya? Petugas loket pelayanan menjelaskan iya benar blangko E-KTP memang sudah ada tapi dalam jumlah yang terbatas dan diprioritaskan untuk yang lebih dulu pengajuan serta rekam datanya. Dalam istilah kerennya pakai sistem FIFO (first in first out), ya gitu deh intinya penerbitan E-KTP mendahulukan warga negara yang lebih dulu sudah mengajukan dan rekam data. Dan tahu gak jumlah mereka berapa? Ribuan dul. Jangkrik njepat. Terus ini bagaimana nasib E-KTP saya?

Sudah barang tentu harus nunggu sampai waktu yang tidak bisa ditentukan, solusi sederhana untuk mengelabuhi kebutuhan akan E-KTP (misalnya yang terdekat nanti untuk pajak kendaraan bermotor) bagaimana? Ya harus ridhlo dan ikhlas urus bikin suket baru lagi (pembaruan) karena memang masa berlaku suket cukup singkat hanya enam bulan saja. Pertanyaannya sampai kapan harus mondar-mandir ke kecamatan tiap enam bulan sekali seperti ini? Sampai petugas loket pelayanan jatuh cinta sama saya karena kulino pethuk (sering jumpa)? Please deh tetep gregetan juga najano petugase sih enom tur ginuk-ginuk manis eseme.

Saya gak tahu kebenaran berita yang selama ini beredar bahwa carut marut kasus E-KTP ini diakibatkan oleh dugaan korupsi kliennya pak Fredrich Yunadi pengacara kondang yang gandrung kemewahan itu. Masa bodoh buat saya itu ndak penting babar blas, yang saya sesalkan kenapa saya harus buang banyak waktu dan tenaga untuk antri urus suket secara tradisional seperti ini jika ternyata ada orang lain yang dengan modal selembar lima puluh ribuan bimsalabim nyuruh oknum lalu bisa dengan santai nunggu sambil udud dan ngopi tiba-tiba suket sudah jadi? Memang dasar mental kita dan orang-orang kita itu korup kok. Cuk njaran.

Please orasah do komentar yo ndak sirah soyo muntap tur umup!
#curhat