Friday, June 14, 2013

Sumur Bor Di Kala SD

KarangTalun, sekitar pertengahan kelas 4 SD. waktu itu hariku berjalan seperti biasa, pagi berangkat sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu. itu semua karena orang tuaku sibuk mengurus sawahya yang sedang tanam tebu triton, tebu paling familier dikalanagn petani tebu saat itu di kediri nun jauh disana. jarak antara sekolah SD-ku dengan rumahku tak sampai satu kilometer, itu sebabnya aku seringkali memilih untuk jalan kaki ketimbang menaiki sepeda wim cycle-ku yang dibelikan bapak saat aku kelas 2 SD. kalau gak salah dulu belinya di toko milik warga keturunan di dekat pasar kras, namanya ernik. ngomong-ngomng aku dulu waktu SD imut banget loh?

Sesampainya di sekolah aku cuma duduk-duduk di kantin sembari makan pentol (cilok) buatan bu wakinah, yah, dia adalah satu-satunya pengusaha pentol (cilok) di desaku waktu itu. suaminya bernama pak effendi biasa dipanggil pak pendi yang berprofesi sebagi tukang kebun di sekoalahku itu. tak lama kemudian satu persatu temanku datang, ada didin, zidni, dino, nurkalim, zainuri, agus, dan tentunya ada beberapa teman cewek yang pada waktu itu aku nilai sebagai yang tercantik di sekolahku, dia datang dengan pakain rapi setrikaan dan penuh keharuman, maklum anak orang kaya sedesaku, bapaknya pengusaha gilingan tebu, sawahnya pun seampar-ampar diseluruh sudut balongan (sawah luas). namanya Sri Utami.

Dia cewek yang datang paling awal pada saat itu karena dapat giliran piket nyapuin pelataran kelas. aku dan teman-temanku yang duduk di kantin cuma bisa senyum-senyu kecil menggoda dia berharap dia menyapa balik. tapi apadaya dia si cewek canik itu cuma nylonong begitu saja. tak apalah toh di kelas nanti juga ketemu. syukur-syukur bisa duduk deketan dia. *ngarep*

Setelah gak lama dari itu bel masuk berbunyi, dipukul oleh pak seto ardi guru agama isalamku, teng-teng-teng.. aku dan teman-temanku bergegas bayar pentol yang telah kumakan di kantin tadi, harga satu piring waktu itu cuma 500 perak murah banget kan? ya iyalah orang jaman Suharto. : ) hehe. sesampainya di kelas semua ambil posisi. aku adalahmurid pertama yang mengambil tempat duduk paling strategis, dibaris kedua sampingan dengan anak juragan gilingan tebu tadi yang kuceritakan diatas, beuhhh. hatiku cuma bisa bilang hore dan yes!!! lalu pelajaran pertama diisi oleh bu titik, pelajarannya adalah matematika. dulu disebtunya MM. singkatan matematika maksudnya mah. hehe.

Belum juga ngasih materi belajar, tiba-tiba bu guruku tadi, bu titik mengumumkan kabar bahagia yang tak disangka-sangka. penantian panjang semua murid SD pada waktu itu. yah, ada rapat guru-guru di SDN Kras 1, yang secara otomatis menyebabkan kerugian dipihak guru dan keuntungan dipihak murid-murid. kegiatan belajar mengajar dipause (dihentikan). stop! dan, diganti oleh kegiatan belajar diluar ruangan alias bebas bermain hehehe semua kompak pada teriak, hore…….! tak terkecuali si cewek cantik tadi, Sri Utami. senyum sumringahnya membuat kegembiraanku lengkap sudah, sebagai anak kecil kelas 4 SD cuma bisa seneng doang saat yang tercantik di kelasnya ikut senang.

Opsi pun banyak, teman-temanku saling usul ayuk kita bermain ini itu, zaiuri usul main Blaksodor, didin usil main kelereng, zidni dan dino karena saking ktut bukunya memilih belajar di depan kelas sebagai bentuk modus agar deketan sama cewek-cewek (dalam batinku berkata begitu). akhirnya temenku yang paling tua karena tiak naik kelas dua kali berturut-turut pun iktu usul, namanya mohamad toif. putera kedua pak ginah yang rumahnya masih satu RT denganku. denga nada sok seniornya dia mengusulkan agar anak-anak cowok mengikutinya bermain ke sumur bor di belakang sekolah. untuk sekedar mandi dan bermaik air. hampir seluruh anak cowok ikut dengannya, kecuali zidni dan dino yang memang pada saat itu sedang menjadi murid paling rajin belajar.

Akhirnya kami pun bergegas, melewati samping gedung sekolahan SD ku, kami berjalan kira-kira sekitar 500 meter ke belakang, ke dekat sawah-sawah diman sumur bor itu berada. tarammmmm…. sumur bor yang notabene sebagai sistem irigasi sawah-sawah warga pun sudah dekat di mata kami, murid-murid badung kelas 4 SDN Karang Talun 2. hehe. penjaga sumur bor itu pak kusnan, begitulah dia biasa dipanggil, perutnya agak menonjol kedepan, kami suka mengatakannya sebagai om jin. (habis perutnya buncit kayak om jin di sineteron jin dan jun dulu). eh, usut punya usut ternyata pak kusnan ini teman sekolah bapakku dulu waktu nyantri di pondok darussalam Pare Kediri sana. kata bapak pak kusnan ini suka makan banyak sekali,mungkin itulah penyebab perutnya buncit, kataku dalam angan.

Temanku si Toif pun dengan tanpa ragu meminta ijin pada penjaga sumur bor itu, dengan bahasa jawanya dia bertanya, “makdhe aku karo konco-konco arep adus ning sumur bor oleh ora?“. pak kusnan dengan nada interogasi langsung nanya balik ke temanku tadi, “lha emang podo ra melebu sekolah ki nyapo? bolos yo?”. pertanyaan yang langsung menjustifikasi. hehe. maklum orang tua. singkat cerita si toif dengan kemampuan negoisasinya akhirnay kami pun mendapat ijin mandi di kolam-kolam sumur bor itu. tentu dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh si penjaga sumur bor tadi. yang salah satunya, jangan lama-lama mandi dan bermainnya karena sekitar pukul 10 siang mesin diesel sumur bor itu akan dimatikan, begitu alasan pak kusnan. meski aku dan teman-temanku tahu itu hanyalah bualan semata karena gak ada irigasi di daerahku yang cuma sebentar, minimal sampai bedug dzuhur.

Setelah itu, satu persatu baju merah putih (seragam SD) kami lepas, tinggal celana dalam saja yang membalut tubuh kami murid-murid SD kelas 4 yang polos, kecil dan lugu ini. mandi di sumur bor terasa begitu menyenangkan, kami saling sirat-siratan (lempar-lemparan air). hingga tentunya dalamaku basah, tak apalah toh semua juga begitu. hehe, parahnya lagi si agus sampai delep-delepan (saling menenggelamkan di air) dengan si didin. seingatku didin sampai nangis. wkwkw semuanya ketawa terbahak-bahak karena didin mengancam akan melaporkan agus pada bapaknya yang sudah haji itu. aku pun tak luput dari menikmati terowongan bawah jembatan, meluncur diatas air bermandi bersama kecebong dan air.

Berlama-lama mandi dan bermain di air, kami semua pun merasa puas dan tentu terkuras tenaga. dingin pun menggelayuti aku dan temanku yang pada akhirnya kami memilih untuk menyudahi mandi bareng itu. kami beranjak dari sumur bor itu dan mulai memakai pakaian kebesaran kami murid SD. : )
Tarammmm…

Tak ada yang bawa jam tangan satu pun diantara kami, maklum anak desa jarang yang pakai begituan saat SD. waduh!!! celaka!!! celetukku. Ini jam berapa? tanyaku pada teman-teman, mereka semua cuma bengong gak satu pun menjawabnya, sungguh seperti murid bodoh semua, (emang nyantanya begitu) hehe. kami semua pun sadar kalau tadi pas bu titik memberi pengumuman kalau guru-guru yang rapat hanya sampai pukul sepuluhan, selanjutnya dilajut pelajaran lagi. teng-tong…

Aku dan temanku-temanku langsung tunggang langgang seperti dikejar babi milik dokter/pak pur di desa sebelah (mojosari). ciat-ciat kami pun menerjang galengan, sawah-sawah, hingga ada salah satu temanku yang bernama nurkalim terperosok ke kubangan yang baru saj digaru. jbrattttaass jburrr!!! apesnya dia bukan apes kami! semua sudah mementingkan untuk sendiri-sendiri agar segera sampai di sekolahan. kekompakan kami diawal tadi lunutur seketika. yah, kecil-kecil sudah egois.

Sampainya di depan gedung sekolahan, bu warsiani guru bahasa indonesia sudah walang kerik (kacak pinggang) menanti kami. benar apa yang kami cemaskan. jam sudah stengah sebelas yang artinya kai telat masuk kelas karena pelajatan sudah dimulai lagi. hanya Zidni dan Dino murid cowok yang tidak kena semprot sekaligus jeweran pedas dari guru yang dikenal paling garang dan sadis ini. uhuk-uhuk. aku sendiri pun sudah ketakutan setengah mati. pimpinan kami yaitu si toif adalah murid pertama yang mendapat paket marahan itu, dilanjut semuanya satu persatu disuruh berbaris untuk mendapat jatahnya maing-masing. tak terkecuali aku.

Seluruh isi kelas 4 bahkan yang kelas 5 an 6 pun ikut menyoraki kami, mencemooh, mensukurin kami si berandal badung cilik dari SDN karang talun 2. tak apalah, ini semua adalah proses belajar mengajar di luar yang sesungguhnya, yang kata bu titik tadi diawal. inilah yang benar-benar belajar. Belajar membentuk mental kuat dan militan serta tahan banting. jrenggggg...