Saturday, December 21, 2019

Feminis: Sejarah Terciptanya Paperbag

Charles F. Annan punya keinginan menjadi seorang penemu. Di abad ke 19, ia hendak mematenkan produk mesin pembuat paper bag; tas atau kantong kemasan yang terbuat dari bahan kertas. Masalahnya, Annan ingin mematenkan mesin yang tidak ia ciptakan sendiri. Pencipta mesin kayu pembuat paper bag adalah Margaret Knight.

Various of Paperbag
Melihat kelakuan Annan, Margaret melapor ke polisi. Penyelesaian kasus terjadi di pengadilan. Di sana Annan berkata bahwa seorang perempuan tidak sanggup jadi penemu yang kredibel. Pria ini meragukan kemampuan Knight dalam memahami kompleksitas mesin.

Para penegak hukum pada akhirnya berpihak pada Knight. Mereka melihat bukti gambar dan catatan Knight tentang pembuatan mesin. Sedangkan Annan kelimpungan dan tak bisa menyediakan bukti serupa. Hal itu membuat hakim yakin bahwa Knight ialah penemu mesin paper bag. Kisah Knight ini tertulis dalam makalah "The Evolution of the Grocery Bag".

Eksperimen Knight berawal saat ia bekerja di Columbia Paper Bag Company, Massachusetts. Saat itu ia merasa ada peluang inovasi dalam produk paper bag. Knight kemudian melakukan uji coba dengan membuat mesin yang bisa memotong dan melipat kertas persegi panjang untuk dilipat menjadi sebuah kantung kemasan. Knight menyatakan uji coba itu berhasil ketika ia sukses mencetak ribuan kantung kemasan.

Hal ini membuat Knight tersohor. Pada zaman tersebut sebenarnya ada beberapa wanita yang jadi penemu, tetapi tak banyak yang mendapatkan paten atas karyanya. Penyebabnya, antara lain, perkara, "budaya yang merendahkan para perempuan." Namun Knight berbeda. Ia berjuang untuk mendapatkan paten. Ia menjadi salah satu perempuan Amerika Serikat pertama yang berhasil mematenkan produk ciptaannya.

Kemudian Knight bertemu dengan seorang pebisnis yang bersedia bekerjasama dengannya. Mereka mendirikan perusahaan Eastern Paper Bag Company di Connecticut. Bisnis ini membuat Knight mendapat keuntungan sekitar 2.500 dolar, royalti, dan saham perusahaan. Ketika Knight akhirnya berhasil mendapat royalti sebesar 25.000 dolar, ia memutuskan menutup perusahaannya dan menciptakan penemuan lain.

Inovasi Knight diteruskan oleh penemu-penemu lain, salah satunya Luther Corwell. Inovasi-inovasi dibuat agar paper bag kian nyaman digenggam. Di Amerika, kepopuleran paper bag mulai menurun pada tahun 199-0an. Ini terjadi lantaran terciptanya kantung plastik. Meski demikian produksi paper bag terus berlanjut.

The Green Book melaporkan hasil penelitian tahun 2017 yang menyebutkan bahwa 86% orang memilih kertas sebagai material dalam katung kemasan. Sekitar 93% orang menganggap material kertas harus lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan kantung kemasan. Penelitian ini juga menyebut bahwa paper bag menciptakan hubungan emosional antara penjual dan konsumer lantaran kantung bisa digunakan kembali untuk membawa benda-benda personal dari konsumer. Sekira 80% konsumer berpikir bahwa nama merek yang dicetak di permukaan kertas menarik dan membuat tas nyaman digunakan.

Di ranah mode, paper bag tidak hanya digunakan sebagai katung belanja. Di tangan desainer fesyen, kantung kemasan berubah menjadi barang dagangan. Pada 2009, label busana Chanel pernah menciptakan tas serupa kantung kemasan dalam koleksi musim panas. Tas itu dibuat dari bahan kulit, terdiri dari tiga ukuran dan tiga warna. Benda ini diberi nama Esential Chanel Handbag.

Pada permukaan tas tertulis Chanel 31 Rue Chambon, lokasi yang dipilih Coco untuk membuka toko. Tas diciptakan lantaran dianggap mampu membangkitkan nostalgia masa-masa awal berdirinya toko Chanel. Bryan Boy, fesyen blogger dan juri ajang America’s Next Top Model menulis di blog-nya bahwa ia harus segera membeli benda tersebut.

Dua tahun setelah kantung kemasan Chanel dipasarkan, desainer Jil Sander menciptakan tas berbentuk paper bag karya Knight. Tas terbuat dari material coated paper dan dijual dengan harga 261 dolar. Produk yang dinamakan Vasari ini pertama kali diperlihatkan ke publik dalam peragaan busana pria karya Jil. Vasari terjual habis dalam waktu tiga minggu sejak dipasarkan. Permintaan dari konsumen terus berdatangan. Jil merespons permintaan itu dengan menciptakan varian Vasari yang terbuat dari kulit dan dijual dengan harga 706 dolar.

“Benda ini ialah fashion statement," kata Mildred Fabian, direktur regional Jil Sander.

Demna Gvasalia, direktur kreatif rumah mode Balenciaga menciptakan tas serupa kantung belanja pada umumnya dengan harga 1.100 dolar. Tas itu berwarna putih, dilengkapi tali genggaman hitam, dan bertuliskan Balenciaga. Time melaporkan tas tersebut dibuat dari paduan material kulit dan perak serta dilengkapi dengan sejumlah kantung untuk menaruh benda penting. Demna menciptakan produk dengan tujuan menarik perhatian konsumen muda.

Sumber: tirto.id

Sunday, December 15, 2019

MECHANCIAL: MENGENAL PRODUCTIVITY


A. Pengertian Productivity

Pengertian Produktivitas (Productivity) dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas – Di dalam Manajemen Produksi dan Operasi, kita sering mendengar istilah “Produktivitas” untuk mengukur efisiensi seseorang, mesin, pabrik ataupun sistem dalam mengubah Input (masukan) menjadi Output (Keluaran) yang diinginkan. Yang dimaksud dengan INPUT dalam Produktivitas ini dapat berupa sumber daya yang digunakan seperti Modal, Tenaga Kerja, Bahan (Material) dan Energi sedangkan OUTPUT dapat berupa Jumlah Unit Produk ataupun Pendapatan yang dihasilkan. Ukuran Produktivitas biasanya dinyatakan dengan ratio yang membandingkan antara OUTPUT terhadap INPUT yang digunakan dalam proses produksi atau OUTPUT per INPUT unit.

Dapat dikatakan bahwa Produktivitas yang tinggi adalah melakukan pekerjaan dalam waktu sesingkat mungkin dengan penggunaan sumber daya yang sesedikit mungkin tanpa mengorbankan kualitas yang ditentukan. Misalnya, Pekerja A dapat menghasilkan 100 unit produk dalam 1 Jam sedangkan Pekerja B dapat menghasilkan 120 unit produk dalam 1 jam juga dengan menggunakan bahan dan teknologi yang sama, maka dapat dikatakan bahwa Pekerja B lebih produktif daripada Pekerja A atau Produktivitas Pekerja B lebih tinggi dari Pekerja A. Produktivitas tidak hanya digunakan untuk mengukur efisiensi kerja karyawan, namun juga sering digunakan untuk menilai perkembangan negara, Ekonomi, Industri, bisnis, Industri bahkan pada individu kita sendiri.

B. Pengertian Productivity Menurut Ahli

Produktivitas yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Productivity ini pada dasarnya terdiri dari dua kata yaitu “Product” dan “Activity” yang artinya adalah Kegiatan untuk menghasilkan sesuatu, baik itu berupa Produk ataupun Jasa/Layanan.

Pengertian Produktivitas menurut Daryanto (2012:41), Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk menghasilkan hasil tersebut.

Pengertian Produktivitas menurut Handoko (2011:210), Produktivitas adalah hubungan antara masukan-masukan dan keluaran-keluaran suatu sistem produktif. Dalam teori, sering mudah untuk mengukur hubungan ini sebagai rasio keluaran dibagi masukan. Bila lebih banyak keluaran diproduksi dengan jumlah masukan sama, produktivitas naik. Begitu juga, bila lebih sedikit masukan digunakan untuk sejumlah keluaran sama, produktivitas juga naik.

Pengertian Produktivitas menurut Smith dan Wekeley (1995), produktivitas adalah produksi atau output yang dihasilkan dalam satu kesatuan waktu untuk input.

Pengertian Produktivitas menurut Revianto (1985), Produktivitas adalah suatu konsep yang menunjukan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk seorang tenaga kerja.

Pengertian Produktivitas menurut Sinungan (2000), produktivitas sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya.
Persamaan atau Rumus Produktivitas

C. Cara Sederana Menghitung Productivity

Berdasarkan definisi-definsi yang disebut diatas, berikut ini adalah rumus sederhana dari Produktivitas yang dinyatakan dengan perbandingan rasio antara Output terhadap Input.

Produktivitas = Output / Input

Contoh kasus perhitungan Produktivitas

Sebuah perusahaan menggunakan 150kg bahan baku plastik untuk menghasilkan produk jadi sebanyak 100kg pada bulan pertama. Pada bulan kedua, perusahaan tersebut mengkonsumsi jumlah bahan baku yang sama yaitu 150kg namun produk jadi yang dapat dihasilkannya lebih banyak yaitu sebanyak 145kg. Hitunglah Produktivitas bulan pertama dan bulan kedua perusahaan tersebut.

Bulan Pertama :

Produktivitas = Output / Input
Produktivitas = 120 / 150
Produktivitas = 0,8 atau 80%

Bulan kedua

Produktivitas = Output / Input
Produktivitas = 145 / 150
Produktivitas = 0,96 atau 96,67%

Dari contoh sederhana tentang perhitungan produktivitas tersebut, kita dapat melihat bahwa produktivitas perusahaan tersebut meningkat dari 80% menjadi 96,67%. Menggunakan sumber daya yang sama (INPUT) untuk menghasilkan jumlah produk jadi yang lebih banyak (OUTPUT).

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas sebuah organisasi.

1. Faktor Teknis

Faktor Teknis adalah faktor yang meliputi penentuan lokasi, tata letak dan ukuran pabrik atau mesin produksi yang tepat, penggunaan mesin dan peralatan yang benar, teknis penelitian dan pengembangan serta penerapan komputerisasi dan otomatisasi pada produksi yang bersangkutan. Jika perusahaan menggunakan teknologi terbaru dengan tepat, maka produktivitas akan semakin tinggi.

2. Faktor Produksi

Faktor Produksi adalah faktor yang meliputi perencanaan, pengkordinasian dan pengendalian produksi, penggunaan bahan baku yang berkualitas baik serta penyederhanaan dan standarisasi proses produksi. Jika semua faktor produksi dapat berjalan dengan baik maka akan meningkatkan produktivitas.

3. Faktor Organisasi

Faktor Organisasi adalah faktor berkaitan dengan jenis organisasi yang digunakan, pendefinisian dengan jelas otoritas dan tanggung jawab setiap individu dan departemen serta pembagian kerja dan spesialitas terhadap pekerjaan yang dilakukan.

4. Faktor Personil

Faktor Personil merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi Produktivitas sebuah organisasi. Individu atau tenaga kerja yang tepat harus ditempatkan di posisi yang tepat pula. Tenaga kerja yang lulus seleksi harus diberi pelatihan dan pengembangan yang tepat serta memberikan kondisi dan lingkungan kerja yang baik. Individu yang telah menjadi karyawan ini harus termotivasi dengan baik, baik secara finansial maupun motivasi non-finansial. Keamanan pekerjaan, kesempatan memberikan saran atau pendapat dan kesempatan untuk dipromosi juga secara langsung mempengaruhi produktivitas kerja suatu organisasi.

5. Faktor Finansial (Keuangan)

Keuangan merupakan darah dari sebuah bisnis, oleh karena itu harus terdapat perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik terhadap keuangan atau modal kerja. Penggunaan modal atau pemborosan keuangan harus dihindari. Manajemen harus memperhitungkan dengan baik pengembalian atas modal yang mereka investasikan. Keuangan yang yang dikelola dengan baik akan meningkatkan produktivitas suatu perusahaan atau organisasi.

6. Faktor Manajemen

Suatu manajemen yang bersifat ilmiah, profesional, berorientasi masa depan, tulus dan kompeten akan secara positif mempengaruhi produktivitas organisasinya. Manajemen yang dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan biaya terendah, menggunakan teknik produksi terbaru, memberikan lingkungan kerja yang baik dan selalu memotivasi karyawannya akan secara signifikan meningkatkan produktivitas organisasinya.

7. Faktor Pemerintah

Peraturan dan Kebijakan pemerintah seperti peraturan ketenagakerjaan, kebijakan fiskal yang meliputi suku bunga dan perpajakan akan sangat berpengaruh pada produktivitas suatu organisasi. Manajemen organisasi yang memiliki pengetahuan tentang peraturan dan kebijakan pemerintah serta menjaga hubungan yang baik dengan pemerintah akan dapat meningkatkan produktivitas organisasinya.

8. Faktor Lokasi

Produktivitas kerja suatu organisasi juga sangat tergantung pada lokasi dimana organisasi tersebut berada. Faktor lokasi tersebut diantaranya seperti fasilitas infrastruktur, kedekatan dengan pasar, kedekatan dengan sumber bahan baku, tenaga kerja yang terampil dan lain-lainnya.