Friday, September 29, 2017

Sejarah Kalender Islam

Catatan Jumat 299 (sengaja, biar keren mirip gaya aksi yang bermuatan angka togel bernomor cantik). Kotbah hari ini di masjid Istiqlal Jakarta bercerita tentang asal mula ditentukannya kalender Islam yaitu kalender hijriyah. Mula-mula masyarakat Islam di jaman awal kekhalifahan Umar bin Khattab tidak mengenal kalender selain apa yang oleh bangsa Arab sudah terlebih dahulu dipakai yaitu kalender Qomariyah.

Singkat cerita, pada jaman kekhalifahan Umar bin Khattab, sebagai kepala pemerintah (setara presiden/perdana menteri sekarang) kala itu beliau mengirimkan sebuah surat kepada salah satu gubernurnya yaitu Abu Musa Al-Asyari. Di dalam surat tersebut tidak tercantum tanggal, hal ini membuat Abu Musa tentu kebingungan. Beliau membalas surat Umar bin Khattab tersebut dengan mukadimah (prakata) yang cukup membuat Umar tergelitik.

Dalam surat balasan tersebut, prakatanya kurang lebih seperti ini bunyinya. "Wahai Amirul Mukmin Sayyidina Umar, surat dari anda sudah saya terima. Akan tetapi saya bingung dikarenakan surat tersebut tidak memiliki tanggal. Apakah surat ini untuk tahun ini atau untuk tahun kemarin?". Surat balasan Abu Musa yg diterima Umar ini pun menjadi pengetuk hati sang Khalifah. Pada esok harinya Umar memerintahkan sahabat senior dan sahabat terbaik untuk membantu penyelesaian masalah ini.

Meeting kalender, begitu saya mengistilahkannya. Ya, Umar mengajak beberapa sahabat untuk membahas secara detail kasus ini. Islam harus memiliki kalender/penanggalan sendiri. Pertanyaannya dari kapan tanggal dan tahun ditentukan? Sahabat senior pertama mengusulkan peristiwa maulid (kelahiran) nabi Muhammad adalah start-nya. Sahabat senior kedua lain lagi usulannya, peristiwa penerimaan wahyu pertama Rasulullah adalah mulainya. Dan apa yg terjadi? Paragraf di bawah ini jawabannya.

Ya, sahabat senior ketiga akan tetapi yang paling muda diantara yang ada, yaitu sahabat Ali bin Abi Thalib lah yang mencetuskan dengan usulan bahwa start kalender Islam sebaiknya adalah hari di mana umat Islam kala itu hijrah dari Makkah ke Madinah. Alasannya tentu sudah jelas, peristiwa hijrah adalah tonggak awal perjuangan dakwah umat Islam yang sesungguhnya dimulai. Semua sahabat juga Khalifah Umar bin Khattab tentunya sepakat dengan hal ini. Itulah kenapa kalender Islam disebut dengan istilah kalender Hijriyah (dari kata hijrah alias moving).

Pertanyaannya kapan kalian move on? Dari masa lalu (mantan, kenangan buruk, juga setan bernama PKI). Eh.

*Semoga jika ada kesalahan, ada yang mengoreksi. Thanks.

Thursday, September 28, 2017

Ojo Keminggris Bro

Tirai tersibak

Beberapa hari/minggu ini netizen (masyarakat dunia internet; medsos) disuguhi sebuah dagelan asik dan lucu yang tentu sangat menghibur kita semuanya, bahkan kalau dalam istilah bahasa jawa yang sering saya pakai, "lucu pol tenan cenan". Ya, dagelan lucu itu kita namai dengan sebutan "keminggris".

Saking terlihat kerennya jika sudah bisa menggunakan bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari, beberapa kelompok sebut saja si anu dan si una (keduanya sama-sama dari bani sumbu pendek), dalam rangka mengkampanyekan kemanusiaan dan juga mensosialisasikan kembali ke quran lantas dengan ceroboh menggunakan terminologi berbahasa Inggris yaitu: stop humanity dan juga turn back quran.

Maksudnya sih baik, dua terminologi berbahasa Inggris tersebut diartikan sebagai kembali ke nilai kemanusiaan dan juga kembali ke quran. Tapi ahli bahasa dan yang oleh orang umum benarkan adalah arti dua terminologi tersebut justru bersebrangan dengan niat baik bani sumbu pendek tersebut, alih-alih berarti kembali, justru sebaliknya arti kedua terminologi tersebut yaitu lawan kemanusiaan dan lawan quran. Sampai sejauh ini kita boleh gak sih bilang ke mereka tolol? Oh gak boleh, karena yang penting itu kan niat awalnya (cara ngelesnya begitu).

Alhasil, saya harus berkata bahwa saya meyakini dengan sepenuh hati kesalahan elementer (dasar) dalam penggunaan terminologi berbahasa Inggris tersebut adalah kehendak Tuhan YME untuk menyibak tirai kebodohan kelompok bani sumbu pendek ini. Jadi pesan moralnya pertama jangan sok-sokan keminggris dan kedua mari terus belajar jangan sampai lelah. Maaf kalau tulisan ini menyinggung kalian yang se-bani (satu keluarga, minimal sama pemikiran) dengan mereka.

Tambun Selatan
28/09/2017

-RC28-