Wednesday, November 9, 2022

MANUFAKTUR: KAPASITAS PRODUKSI

Production Capacity

Meningkatkan production capacity sama dengan meningkatkan profit

Production capacity atau kapasitas produksi, merupakan hal paling mendasar yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang foreman atau orang-orang terdepan di lini produksi. Bukan sebaliknya, orang produksi yang malah bertanya balik ke bagian planning atau perencanaan (PPIC misalnya). Ini yang harus diluruskan.

Yang seharusnya wajar terjadi adalah orang bagian planning mengkonfirmasi ke orang produksi berapa sebenarnya kapasitas produksi saat ini? Bisa berbasis daily, weekly, monthly, bahkan detail ke per jam per shift dan seterusnya. Akan aneh jika yang terjadi adalah sebaliknya, orang produksi bertanya atau nurut apa kata planner.

Kapasitas produksi secara istilah dapat kita definisikan sebagai volume atau jumlah produk yang dapat dihasilkan oleh equipments dan sumber daya yang ada dalam periode waktu tertentu. Boundary waktu di sini penting karena berkaitan dengan planning, harus jelas batasan waktunya.

Saya akan ambil kiasan langsung seperti ini, dalam sebuah pabrik mobil tayo terdapat 10 assembly line rangkaian mesin atau equipments yang per line-nya mampu diset dengan kecepatan maksimum menghasilkan 10 unit mobil tayo per menit. Berapa kapasitas produksi di pabrik mobil tayo ini?

Secara hitungan sederhana kita akan menjawab kapasitas maksimum di pabrik tersebut adalah 100 unit mobil tayo per menit karena terdapat 10 assembly line, atau setara 6000 unit mobil tayo per jam. Karena pemahamannya baru sebatas di kapasitas maksimum maka jawaban ini terlanjur dijadikan acuan plannning, maka yang terjadi adalah bubar alias tidak capai target.

Kenapa begitu? Bukannya sangat jelas sekali kapasitas produksinya secara matematis dihitung demikian tadi? Oh tidak! Tidak terhenti di situ saja, ada banyak faktor lain yang juga harus dijadikan variabel dalam perhitungan kapasitas sesungguhnya. Mulai dari alokasi planned downtimenya, antisipasi unplanned downtimenya, dan sebagainya sehingga ketemu teoritical capacity.

Lalu bagaimana cara menentukan kapasitas produksi yang paling ideal agar presisi antara planning dan aktual output? Ndak tahu, lebih baik kita belajar lagi saja karena katanya belajar itu tidak mengenal batas usia. Ada lagunya: “Belajar mengaji tak pandang usia iman terpuji di mana-mana, Pandowo FM sanggar budaya teman setia kapan pun juga”.

Pesan yang ingin saya sampaikan sederhana; jadi orang produksi harus paham betul soal production capacity. Bisa membedakan antara teoritical capacity dan actual capacity, kemudian bisa mengargumentasikannya secara mudah untuk dimengerti. Bukannya malah mudah berstatement alias asal muni, itu dulu keywordnya.