Monday, December 14, 2020

OPINI: APA TUJUAN PSIKOTES DALAM REKRUTMEN?

Kita pernah mendengar dan mungkin justru sering menjalaninya, tapi kita jarang tahu apa fungsi dan tujuan dari psikotes. Dalam hal ini psikotes yang di maksud penulis tentu berkaitan dengan proses seleksi rekrutmen karyawan di suatu perusahaan. Bukankah begitu seringnya? Lalu apa sih fungsi dan tujuan dari psikotes tersebut? Mari kita simak secara singkat dan lugas melalui tulisan di bawah ini.

Permainan Logika adalah Kunci Utama Psikotes

Saat kita melamar pekerjaan, kita sebagai kandidat atau pelamar hampir seringkali dihadapkan pada satu tahapan umum sebelum masuk ke tahap interview yaitu tahapan tes tulis dalam bentuk rangkaian psikotes. Bagi sebagian kandidat, psikotes ini bahkan menjadi momok menakutkan lantaran mereka seringkali gagal masuk seleksi di sebuah perusahaan, dan bahkan seringkali pula kegagalan ini sebelum sampai ke tahapan interview.

Saking seringnya dengar dan mengalami baik kegagalan atau keberhasilan dalam psikotes, kita menjadi akrab dengan agenda wajib rangkaian proses rekrutmen yang satu ini. Sehingga kemudian sangat dengan mudah kita menemukan buku-buku latihan psikotes yang dijual di pasaran. Tes psikotes sendiri seringkali dikaitkan dengan tes kepribadian, tes IQ, hingga nalar berpikir. Herannya, masih saja ada yang membeli buku latihan ini. Untuk apa?

Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah psikotes itu sendiri bisa dipelajari? Bisa dihafalkan? Saya kira bukan itu cara dan tujuannya. Psikotes adalah sebuah metode tes untuk mengukur seberapa cerdas kita sebagai kandidat, seberapa jauh kepribadian kita cocok dengan posisi pekerjaan yang kita lamar, dan mungkin seberapa pas kita dengan kultur perusahaan yang kita inginkan.

Fungsi dan tujuan psikotes secara umum adalah untuk mengenali serta mengidentifikasi potensi yang terdapat dalam diri kandidat karyawan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap perusahaan yang merekrut karyawan akan berharap diisi oleh sumber daya manusia yang handal, tangguh, cerdas, berwawasan luas dan cocok untuk posisi yang akan ditempati oleh kandiadat yang bersangkutan. Tentu kita pun sadar tidak ada satu pun kandidat yang benar-benar sempurna memenuhi semua kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, setidaknya mendekati. Itulah yang diupayakan oleh HRD.

Oleh sebab itu, potensi dari masing-masing kandidat yang terukur dan dapat diidentifikasi dari hasil menjalani serangkaian proses psikotes tersebut tentu dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh HRD untuk memutuskan apakah kandidat ini layak berlanjut atau terhenti. Yang kemudian jika berlanjut tentu akan disodorkan oleh HRD untuk interview ke End User atau beberapa perusahaan bahkan bisa interview hingga ke Top Level Management dan atau Owner.

Tugas HRD adalah memilah dan memilih potensi para pelamar yang sekiranya paling dekat dengan kualifikasi posisi yang dibutuhkan. Sehingga yang perlu kita garis bawahi bersama adalah ingat bahwa belum tentu seseorang dengan IPK kelulusan akademiknya paling baik sekali pun bisa otomatis dengan mudah lolos tahap psikotes. Semuanya tergantung juga pada penilaian potensi yang dilakukan HRD. Singkat cerita umumnya demikian.

Lalu apa sebenarnya yang harus disiapkan saat akan menjalani atau melangsungkan psikotes? Menurut penulis karena psikotes ini bukanlah sebuah ujian tulis yang sulit seperti halnya ujian akhir semester dalam bidang subyek mata kuliah tertentu, maka tidak perlu ada hal istimewa yang harus disiapkan oleh seorang kandidat saat akan menghadapi psikotes. Hemat penulis yang perlu disiapkan TIDAK BANYAK, hanya BEBERAPA HAL di bawah ini:

1. Kesehatan, artinya kondisi tubuh baik secara psikis dan fisik dalam keadaan yang prima (tidak lelah,tidak sedang sakit, tidak depresi, dst.)

2. Kejujuran, artinya saat mengerjakan psikotes semua jawaban harus berasal dari hati dan pikiran pengerjanya, bukan rentetan jawaban manipulatif dan hafalan

3. Wawasan umum, artinya pengerja psikotes harus punya minimal wawasan umum (operasional perhitungan sederhana, penalaran bahasa, logika, dll.) yang kita semua tahu wawasan umum ini bisa diraih dengan memperbanyak membaca.

Penulis pikir jika tiga hal itu sudah disiapkan dan dimiliki oleh seorang kandidat yang ingin masuk ke suatu perusahaan yang dalam proses rekrutmennya mengharuskan melalui tahap psikotes, tidak ada yang mustahil psikotes ini menjadi serangkaian proses yang terasa ringan dan sangat mudah untuk dilalui. Sehingga kemudian kandidat bisa lolos dan diantarkan oleh HRD menuju tahap umum selanjutnya yaitu interview dengan User atau bahkan Owner.

No comments:

Post a Comment