Wednesday, March 4, 2020

CURHAT: PENGALAMAN IKUT TES CPNS 2019

Jumat, Februari 2020 menjadi hari di mana untuk pertama kalinya saya mengikuti tes SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) di Graha Unesa Surabaya yang diadakan oleh BKN (Badan Kepegawaian Nasional). Saya melamar untuk formasi Instruktur Pertama di UPT BLK Singosari, Kab. Malang, Jawa Timur. Total pelamar di formasi tersebut sebanyak 168 peserta dan hanya dibutuhkan satu orang saja.
Ilustrasi: Tes SKD CPNS
Pada dasarnya saya tidak pernah benar-benar berniat untuk menjadi PNS, ini harus digarisbawahi karena saya paham betul betapa sulitnya bisa tembus ke arah sana. Toh saat ini saya juga sedang berprofesi dan menghasilkan nafkah untuk keluarga, bukan seorang penganggguran. Yang saya lakukan hanyalah sebatas mengalir mengikuti irama saja, kok ndilalah iramanya berbunyi saya harus ikut tes tersebut. Ya anggap saja berpetualang untuk mendapatkan teman atau pengalaman.

Tiba di Surabaya tepat sebelum sholat jumat dimulai, kebetulan saya berangkat lebih awal sebagai antisipasi agar tidak terlambat. Setelah melangsungkan sholat jumat di sekitar kampung dekat lokasi tes, saya langsung menuju Graha Unesa untuk registrasi. Di sana saya banyak menemukan orang-orang yang berjumpa dengan teman lamanya di bangku kuliah, mereka saling tas-tos hai-hai. Tak satupun teman kuliah saya yang berada di lokasi tersebut menjadikan suasana seperti asing.

Untungnya saya bukan tipe orang garing yang gak bisa membuat suasana menjadi cair, anak mesin gitu lah ketemu sesama anak mesin sekalipun beda almamater pasti langsung hip-hip hura. Saya kenalan dengan banyak orang, mereka berlatar belakang macam-macam, ada yang alumni ITN sudah kerja di PT Tjiwi Kimia Tbk, ada yang fresh graduate ITS masih nganggur, ada yang dari Widyagama Malang sudah kerja jualan mi ayam, bahkan ada pula yang dari Universitas Muhamadiyah Jember yang konon berangkat ikut tes hanya karena melegakan paksaan orang tua. Variatif!

Singkat cerita setelah regristasi dan verifikasi dinyatakan oke seluruh peserta di sesi tiga yang berjumlah 600-an orang ini diperbolehlan melangsungkan SKD di lantai tiga Graha Unesa. Kesan pertama tentu kemegahan, nuansa penuh ornamen kearifan lokal di ballroom utama Graha Unesa menjadikan rasa percaya diri semakin menguat. Btw, saya tak pernah belajar atau menyiapkan apapun dalam rangka menghadapi SKD ini. Pokoke ngalir.

Soal demi soal terjawab, tinggal klik, soal TWK saya lalui dengan mudah gak perlu coretan di kertas buram, soal TIU sedikit perlu memakai coretan di kertas buram, terakhir soal TKP sumpah ini ngeselin banget, kebanyakan kata-kata dan bagi orang yang malas baca pasti mudah muak dengan soal macam ini. Tapi karena untuk mendapatkan jawaban yang tepat harus dibaca ya mau tidak mau perlahan tapi pasti ya baca soal dan jawab dengan selesai. Setelah 90 menit berlalu akhirnya selesai juga tes SKD ini. Klik selesaikan tes dan dapat hasilnya, lega.

Kenapa lega? Karena saat saya intip samping kiri saya dia cuma dapat skor 271 (Widyagama Malang nih anak), sementara di kanan saya cuma dapat skor 321 (UB Malang nih anak). Saya sendiri UI-45 dapat skor 360 lebih doooong. Keren nih menurut saya, ketawa sendiri dalam hati karena memang target saya pribadi hanya menang atas kompetitor yang duduk di samping kanan dan kiri saya. Ndak usah muluk-muluk lah, segitu saja sudah cukup memuaskan hati pribadi kok dan menjadi obat lelahnya perjalanan naik motor dari rumah ke Surabaya.

Setelah semua prosesi SKD selesai, saya turun ke lantai dasar untuk melihat update hasil tes seluruh peserta yang hadir di sesi tiga tersebut, btw BKD Jatim keren memang pelayanannya dengan menyediakan semacam cafetaria dan layar monitor besar yang mengupdate hasil tes peserta, wuiiikk, ada yg dapat skor tertinggi di atas 400, gilak nih anak pasti niat banget. Setelah telaten mengurutkan, gak nyangka nama saya ternyata bertengger di papan atas, haha. Kok papan atas? Ya logikanya saja dari 600 peserta di sesi itu jika diasumsikan 200 terbawah adalah papan bawah, 200 atasnya adalah papan tengah, maka saya yang berada di posisi 67 adalah papan atas dong. Logis kan?

Setidaknya lagi nih, lagi-lagi setidaknya (wong namanya menghibur diri sendiri), namanya juga papan atas ya kan, dalam dunia kompetisi sepak bola di kompetisi elit negara-negara di Eropa namanya papan atas itu ya bukanlah tim medioker atau bahkan tim yang masuk kategori degradasi classified. Terakhir, semoga ini menjadi cerita yang menarik dan menghibur semuanya khususnya diri saya sendiri, mari kita nantikan apakah tim papan atas ini terus berlanjut ke UEFA Champions League. Ck!

No comments:

Post a Comment