Wednesday, June 1, 2022

OPINI: JAMAAH FACEBOOK VS TWITTER

Sebuah Opini: Jamaah Lucu Twitter vs Jamaah Sumbu Pendek

Picture: Facebook and Twitter

Anak twitter dan sebagian juga tiktok itu kan memang lucu-lucu banget dan dalam hidupnya gak ada istilah sedih-sedihnya ya? Mereka yang lama main twitter pasti paham banget bagaimana dunia nyata yang keras dan 'kadang gak asik' ini hanya bisa mereka lupakan dengan guyonan di dunia maya bernama twitter.

Di momen idul fitri ini anak-anak twitter ramai bercanda tentang bagaimana anak-anak kecil yang dapat THR atau angpau lalu oleh ibunya dibujuk untuk disimpan dan dari sini lah pertama kali anak kecil mengenal investasi bodong. Safir Senduk perancang keuangan adalah tokoh publik jamaah twitter yang mula-mula ngepost soal ini.

Saya memahami betul bagaimana karakter 'asik' anak-anak twitter yang serba nyeleneh dan memang dari awal meraka tidak menjadikan serius aktivitas dunia maya itu. Mereka hanya menghibur diri satu sama lain akan penatnya keseharian dan just kidding semata sebenarnya. Mereka jamaah medsos tersantai yang pernah ada dan eksis sampai hari ini.

Tetapi lucunya, guyonan ala khas anak twitter semacam itu disikapi secara serius oleh sebagian kelompok atau golongan yang pola pikirnya rigid, kaku, keras, tidak santai, dan sulit mencandai kehidupan. Guyonan soal THR anak yang disimpan ibunya itu diartikan sebagai hal yang berbahaya bagi pembangunan karakter bangsa. Wadaw.

Kelompok yang ndak bisa santai ini membalikkan tujuan awal bercandaan tersebut untuk kemudian dinilai dan diasumsikan sebagai pola terselubung bagaimana anak-anak untuk diajarkan melawan orang tuanya, khususnya framing tentang seorang ibu yang dituduh jahat karena nilep uang THR anak-anaknya di hari lebaran ini.

Sungguh golongan yang ndak santai ini ternyata cukup banyak dan merajalela di medsos juga, sampai-sampai ada beberapa komentar bernada kritik yang dilancarkan oleh orang-orang yang menyatakan dirinya setengah ustadz (barangkali) mengecam perilaku candaan jamaah twitteriyah yang sebenarnya lucu-lucu ini. Terlalu.

Saya cukup lama menjadi bagian aktif dari jamaah twitteriyah dari tahun 2010-an dan tahu betul memang karakter 'santuy' anak twitter ya begitu itu. Mereka mayoritas adalah anak-anak muda atau setidaknya kalau pun usianya tua tapi tetap berjiwa muda yang tidak kolot lagi kaku. Apalagi gampang mbledos.

Mereka cenderung santai dan saya haqulyakin bahwa tidak ada niatan mereka untuk benar-benar sedang terstruktur, sistematis, terselubung ingin mempromosikan kejahatan seorang ibu terhadap anak-anaknya. Yang menafsirkan begitu saja yang saya kira agak lebay (berlebihan).

Dari sepenggal kisah ini saya mengajak untuk "yuk yang santai jadi orang", jangan sembarang kalir diartikan secara serius lah. Hidup kok gitu amat, takut dan waspada sebuah becandaan akan mengotori iman di dada? Akan menjadikan anak-anak melawan ibunya? Saya kira kok ya ndak perlu gitu-gitu amat untuk terlihat ngislami!

Wallahu'alam bhissowab...

No comments:

Post a Comment