Sunday, January 9, 2022

HISTORY: SEBUAH KENANGAN MASA KECIL

Foto: Saya, Adik, Ayah, Paman, dan Nenek. Kediri awal 90-an

Jika merujuk pada besarnya tubuh saya, foto lama ini besar kemungkinan dijepret kisaran tahun 1994-1995, tidak ingat persisnya di tahun berapa. Di foto ini saya berkaos hijau sedang tesenyum bahagia dipangku pak lik Muhaimin, adik kedua dari almarhum bapak saya.

Bapak saya sendiri sedang memangku adik saya, Fatkhan Ali Firdaus di sebelah kanan pada foto ini. Ada pun perempuan paruh baya di samping kami dengan emoji tertawa ini adalah nenek saya alias ibunya bapak dan pak lik saya. Beliau adalah almarhumah mbah Siti Rukayah wanita cantik dan 
tangguh dari Batokan, Tulungagung.

Melihat latar belakang kami berfoto, ini jelas terlihat berada di bale tengah rumah induk kakek nenek saya, rumah masa kecilnya bapak saya dan ke sembilan saudara-saudaranya. Saudara bapak saya totalnya sembilan dan kebetulan bapak adalah anak mbarep (pertama).

Saudara bapak saya diantaranya adalah pak lik Muhaimin yang kembar dengan bulik Mukarromah. Kemudian disusul bulik Yayuk, bulik Indasah, pak lik Roekan, pak lik Saifudin, pak lik Budairi, bu lik Nurimamah, dan yang paling kecil pak lik Ulil Khudlori. Kesemuanya menetap dan tinggal di Kediri.

Tumbuh di tengah keluarga besar yang memiliki banyak pak lik dan bulik baik dari sisi bapak atau pun ibu tentu menjadikan masa kecil saya terasa dipenuhi kasih sayang berlimpah. Banyak yang momong dan pada akhirnya memberikan sumbangan karakter pada diri saya saat ini.

Saat ini saya “mencelat” lumayan jauh dari keluarga induk orang tua saya alias punjer asal usul. Saya hidup dan berkeluarga di Malang sementara mayoritas keluarga besar berada di Kediri. Di libur tahun baru seperti ini tentu ada rasa rindu pada keluarga, tapi sayangnya suasana tidak mendukung untuk hari ini bersilaturahim.

Semoga semua dulur-dulurku dan kita semua ini senantiasa diberikan sehat, panjang usia, berlimpah rezeki yang barokah sehingga suatu saat bisa berkumpul dalam kebahagiaan. Jauh hanyalah soal jarak tempuh, dengan doa mampu menembus jarak unlimited langit shaft-pitu, langit layer ke tujuhnya Allah SWT. Insyaallah.

No comments:

Post a Comment