Sunday, August 7, 2022

MECHANICAL: MENGENAL SINGKAT MESIN SEAMER

Picture: Parts mesin seamer

Mesin sealing/seaming kaleng otomatis ini mampu mencapai kecepatan maksimal 250 can per menit, mungkin anda belum pernah melihatnya? Di industri food canning (pengalengan makanan), mesin seaming seperti jenis ini tentu menjadi primadona alias andalan. Untuk industri beverage canning saya belum mengetahuinya, apakah sama? Sepertinya punya tipe mesin lain sebagai andalan dalam proses produksinya ya?

Dengan menggunakan sistem kerja yang sederhana dan mudah dalam perawatan, mesin model ini mampu diajak kerja memberikan keuntungan bagi penggunanya. Kunci utamanya terletak pada sistem lubrikasi, sejauh lubrikasi bagus pada umumnya performa mesin akan terjaga dengan baik pula. Di samping tentunya akurasi setting dari 1st dan 2nd roll, chuck, knock out, beserta lifer unit-nya yang menjadi penentu kualitas parameter seamingan.

Dari bagian-bagian mesin ini mana yang paling vital? Semua vital, tapi jika harus mengklasifikasikan tentu area seaming head yang terdiri dari seaming roll, chuck, knock out dan juga lifter unit yang terdiri dari base plate, spring lifter, lifter cam roll adalah yang paling utama. Butuh maintenance yang baik di area ini, seperti halnya lubrikasi, kebersihan, inspeksi berkala tingkat keausan parts, dan lain sebagainya.

Saya lebih memilih dan menyukai peran operator sebagai pelaku utama perawatan mesin model ini, karena dalam kaidah Autonomous Maintenance atau Jizhu Hozen justru menekankan pentingnya kepedulian operator dalam merawat mesinnya sendiri. Bagaimanapun operator lebih tahu dan lebih mengenali karakteristik mesinnya dibanding pihak Maintenance atau Teknisi. Oeleh karenanya penting sekali operator memahami dasar-dasar bagian vital mesin ini.

Jika performance suatu mesin atau equipments diukur dari perbandingan total output dan teoritical cycle time mesin, tentu hal yang harus dipastikan terlebih dahulu adalah readiness (ketersediaan/kesiapan) mesin saat diajak berproduksi. Mesin dikatakan ready to producing sebuah product jika tidak ada atau minim downtime (waktu anjlok alias mogok), maka mesin harus prima dan siap diajak kerja.

Bagaimana caranya agar mesin selalu siap diajak bekerja? Ya harus reduce downtime dengan meminimalisir breakdown (kerusakan), cara riilnya bagaimana? Mesinnya dirawat. CILT yang terdiri dari cleaning, inspection, lubricating, tightening alias (diresiki, diperiksa, dilumasi, dikencangi bagian vitalnya) harus jalan dengan baik dan serius, begitu juga dengan Planned Maintenance harus terealisasi sesuai plan dan terukur. Harus ada sistem monitoring di sana, dan lagi-lagi siapa yang monitoring? Tentu manusianya.

No comments:

Post a Comment