Desember ini kita dikejutkan dengan dua berita yang sama-sama mengundang sedih derai air mata, berita duka pertama tentu soal bagaimana hari ini gunung Semeru terjadi erupsi lumayan dahsyat dengan mengeluarkan semburan abu vulkanik dan lahar dingin yang membuat mencekam makhluk hidup di sekitaran Pronojiwo, Lumajang. Kita semua layak berduka atas musibah ini.
Ilustrasi: source from google |
Berita kedua tentu adalah kabar duka yang datang dari dunia perempuan, di mana hari ini ada seorang mahasiswi tingkat akhir yang bernama Novia Widyasari asal Mojokerto ditemukan meninggal di pusara ayahnya. Sebab meninggalnya adalah bunuh diri menenggak cairan beracun yang konon diduga dikarenakan depresi berat akibat perkosaan yang ia alami.
Dari sejumlah thread yang beredar di digital media, terpantau banyak sekali publik figur dan pengguna media sosial yang berempati atas kejadian yang menimpa Novia Widyasari, mahasiswi Universitas Brawijaya jurusan pendidikan bahasa Inggris berusia 23 tahun yang malang ini. Saya pribadi membaca sepatah demi patah cerita yang dinarasikan begitu menyayat hati.
Bagaimana tidak menyayat hati, seorang gadis baik yang memiliki impian luhur menjadi seorang guru karena ingin mengabdi pada pendidikan kemudian justru teruji dengan ujian seberat ini? Dari cerita yang beredar, beberapa bulan yang lalu ayahnya meninggalkannya. Di tengah krisis mental karena kepergian ayahnya, justru dia disetubuhi secara paksa dengan ditenggaki pil tidur terlebih dahulu oleh pacarnya sendiri yang oknum polisi.
Kemudian di saat Novia Widyasari ini menyadari bahwa dirinya telah hamil akibat kelakuan setan jahanam yang menjelma pada diri pacarnya tersebut, justru keluarganya sendiri banyak yang tidak mendukung saat Novia berharap mendapatkan keteduhan. Sebaliknya banyak yang mencemooh karena dianggap mencoreng nama baik keluarga, padahal jelas sekali dalam narasi yang ada Novia ini adalah korban.
Saya hanya ingin mewartakan kepada semua pembaca bahwa tidak lagi bisa kita ini sebagai makhluk hidup yang konon berbudi pekerti luhur, dengan tega menempatkan korban pelecehan seksual bahkan pemerkosaan berada dalam posisi yang layak dikucilkan. Paradigma mayoritas keluarga di Indonesia yang masih takut akan rusaknya reputasi harkat martabat akibat adanya salah satu anggota keluarganya yang terkena aib harus segera dikikis habis. Tidak bisa keterusan menormalisasi hal hina semacam ini.
Novia Widyasari layak dibela mati-matian oleh segenap perempuan waras di mana pun berada. Jika ada perempuan yang masih mencap dan menyalahkan posisi Novia akibat tidak bisa menjaga diri atau apalah itu sumpah serapah sok syar'i dan taat beragama misalnya, saya mendoakan agar perempuan yang demikian ini benar-benar empati dan terbuka hatinya. Demikian halnya dengan pria yang berpikir bahwa dirinya adalah sosok superior atas keberadaan perempuan, saya doakan semoga engkau sadar bahwa engkau terlahir dari rahim ibumu yang juga perempuan!
Terakhir, semoga kasus-kasus menyayat hati demikian ini tidak lagi terjadi. Cukup menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa kriminalitas dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, bahkan oleh dan dari orang terdekatmu sendiri. Semoga almarhumah Novia Widyasari ditempatkan di surga-Nya Allah SWT dan pelaku kejahatan atasnya diberi ganjaran yang setimpal baik di dunia atau kelak di akhirat, aamiin.
No comments:
Post a Comment