Pernahkah anda selalu kesulitan mencari pekerjaan? Apakah anda bahkan seringkali gagal mendapatkan pekerjaan yang anda inginkan? Mari kita ulas bersama apa saja penyebab semua itu dan kira-kira apa solusi terbaik untuk mengatasinya. Tulisan ini saya sajikan berdasarkan pengalaman pribadi juga dari sharing beberapa teman yang mengeluhkan hal serupa.
Baik jadi begini, kalau kita semua bersama-sama bersedia membuka situs atau layanan pencari kerja seperti jobstreet, jobsdb, indeed dan sejenisnya, coba ketikkan saja lowongan pekerjaan yang sekiranya anda inginkan. Saya berani katakan dengan pasti bahwa kita semua selalu terkejut dengan banyaknya jumlah lowongan pekerjaan yang sedang dibuka oleh banyak perusahaan.
Ilustrasi Sebuah Fenomena "Orang Dalam" |
Lantas masalahnya di mana? Kita seringkali berasumsi bahwa lowongan pekerjaan sedikit tidak sebanding dengan jumlah para pencari kerjanya. Apakah benar demikian? Saya bisa katakan tidak demikian kebenarannya. Yang paling tepat adalah lowongan pekerjaan itu banyak sekali, atau jika tidak mau menyebutnya banyak masih tetap bisa disebut cukup banyak. Buktinya apa? Ya itu tadi konkritnya, berbagai macam platform atau situs pencarian kerja masih terus memposting kebutuhan tenaga kerja. Benar bukan? Coba perhatikan kalau masih ragu.
Tetapi kenapa kita tetap merasa kesulitan mencari pekerjaan? Coba tanyakan pada diri sendiri, mulailah berintrospeksi. Maka akan ditemukan sebuah jawaban yang sebenarnya kita semua menyadarinya tapi tidak cukup mampu mengakuinya. Apakah itu? Ya, ketidakcocokan kualifikasi dan kompetensi kita sebagai pencari kerja (job seeker) denganekspektasi dan permintaan pemberi kerja, dalam hal ini human resource yang bertindak sebagai tim rekrutmen dan juga user selaku pihak yang akan mempekerjakan kita.
Jadi kalau kita mau mengakuinya memang demikian adanya bukan? Lowongan pekerjaan itu banyak, selalu ada, problemnya adalan pencari kerja seringkali dianggap tidak memenuhi kualifikasi oleh pemberi kerja. Sehingga inilah yang menjadikan kita berasumsi tanpa sadar seolah-olah lowongan pekerjaan sedikti. Ini kesalahan seluruh elemen dari mulai penyelenggara pendidikan, industri, dan tentu yang paling salah adalah kita sendiri sebagai pencari kerja yang tidak pernah bekerja keras untuk memahami dan mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh pemberi kerja. Nah!
Ada sebuah anekdot yang banyak berseliweran di dunia maya misalnya kalimat demikian, “Pemberi kerja seringnya minta yang berpengalaman, giliran datang yang berpengalaman dibilangnya sudah tidak muda lagi dan dianggap tidak produktif, maunya yang muda, enerjik, giliran datang yang muda lalu bilangnya kami butuh yang berpengalaman!”. Ruwet kan? Ya begitulah realita yang sering terjadi dalam dunia tarik ulur antara pemberi dan pencari kerja.
Dari rentetan penjelasan dan rumusan masalah di atas setidaknya saya ingin memberikan beberapa kiat dalam rangka mematchingkan dua insan yang sebenarnya saling mencintai tetapi selalu terbentur oleh gengsi keduanya, yaitu antara HRD dan kandidat karyawan (jobseeker). Berikut kiat-kiat yang dapat dipelajari oleh para pencari kerja.
- Pahami diri anda sendiri, mahir, menguasai, dan berkompetensi di bidang apa? Identifikasi diri.
- Pahami apa yang diminta oleh perusahaan yang sedang mencari kandidat sesuai kualifikasi anda, lalu sesuaikan dan upgrade diri anda di level requirements itu.
- Indentifikasi maunya pemberi kerja apa. Setelah anda dapat mengenalinya lalu letakkan prioritas dan sempitkan pilihan pada bidang atau posisi apa anda ingin apply/melamar pekerjaan. Lakukan itu.
- Buka dan daftar lalu log-in pada platform pencarian pekerjaan seperti jobstreet, jobsdb, indeed, dll. Di sana banyak sekali informasi seputar dunia pencarian kerja. Pantau terus jangan kasih kendor.
- Selalu perbarui CV anda, sebaik-baiknya CV yang terbaru dan menarik adalah bertambahnya kompetensi diri, skills, keahlian. Bukan semata eye catching saja, yang penting isinya!
- Terakhir, kuncinya adalah be ur self! Jadilah diri anda sendiri dalam menjual mempromosikan diri anda di dunia pencarian kerja. Jangan berpura-pura jadi orang lain.
Jadi sekali lagi saya ingin tegas mengatakan bahwa andaikan benar asumsi selama ini lowongan pekerjaan tidak lebih banyak dibanding dengan jumlah pencari kerja, maka solusi terbaiknya adalah jadilah pencari kerja yang dipantau dan menjadi sorotan terbaik oleh radar pemberi kerja. Apakah caranya? Baca lagi poin di atas paragraf ini berulang kali. Nanti anda akan memahaminya setelah membaca minimal berulang tiga kali. Toh sekali lagi, andaikan benar asumsi selama ini, bisa jadi kurang benar bukan?
Selamat berkompetisi secara sehat dan trengginas. Mari positif thinking bahwa pekerjaan akan selalu ada bagi orang yang selalu memperbaiki diri. Jangan pernah takut dan putus asa! Selalulah menjadi muda yang enerjik bersemangat dan tetaplah mengakui sebagai orang yang sudah tua jika memang demikian adanya. 😁👌🏽
No comments:
Post a Comment