Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda
duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak
sebotol arak. Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak
orang itu dan alangkah baiknya kalau dia seperti aku!”
Tiba-tiba
Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam.
Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong
penumpang perahu yang hampir lemas karena karam.
Enam dari tujuh
penumpang itu berhasil diselamatkan. Kemudian dia berpaling ke
arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia
daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang
belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang
saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang.”
Bagaimanapun
Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu
bertanya padanya. “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya
ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air
biasa, bukan anggur atau arak.”
Hasan al-Basri tertegun lalu
berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam
orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah
saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan.”
Lelaki itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan.”
Semenjak
itu, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati bahkan ia
menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.
No comments:
Post a Comment