KarangTalun, sekitar pertengahan kelas 4 SD. waktu itu hariku berjalan
seperti biasa, pagi berangkat sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu. itu
semua karena orang tuaku sibuk mengurus sawahya yang sedang tanam tebu
triton, tebu paling familier dikalanagn petani tebu saat itu di kediri
nun jauh disana. jarak antara sekolah SD-ku dengan rumahku tak sampai
satu kilometer, itu sebabnya aku seringkali memilih untuk jalan kaki
ketimbang menaiki sepeda wim cycle-ku yang dibelikan bapak saat aku
kelas 2 SD. kalau gak salah dulu belinya di toko milik warga keturunan
di dekat pasar kras, namanya ernik. ngomong-ngomng aku dulu waktu SD
imut banget loh?
Sesampainya di sekolah aku cuma duduk-duduk di kantin sembari makan
pentol (cilok) buatan bu wakinah, yah, dia adalah satu-satunya pengusaha
pentol (cilok) di desaku waktu itu. suaminya bernama pak effendi biasa
dipanggil pak pendi yang berprofesi sebagi tukang kebun di sekoalahku
itu. tak lama kemudian satu persatu temanku datang, ada didin, zidni,
dino, nurkalim, zainuri, agus, dan tentunya ada beberapa teman cewek
yang pada waktu itu aku nilai sebagai yang tercantik di sekolahku, dia
datang dengan pakain rapi setrikaan dan penuh keharuman, maklum anak
orang kaya sedesaku, bapaknya pengusaha gilingan tebu, sawahnya pun
seampar-ampar diseluruh sudut balongan (sawah luas). namanya Sri Utami.
Dia cewek yang datang paling awal pada saat itu karena dapat
giliran piket nyapuin pelataran kelas. aku dan teman-temanku yang duduk
di kantin cuma bisa senyum-senyu kecil menggoda dia berharap dia menyapa
balik. tapi apadaya dia si cewek canik itu cuma nylonong begitu saja.
tak apalah toh di kelas nanti juga ketemu. syukur-syukur bisa duduk
deketan dia. *ngarep*
Setelah gak lama dari itu bel masuk berbunyi, dipukul oleh pak seto
ardi guru agama isalamku, teng-teng-teng.. aku dan teman-temanku
bergegas bayar pentol yang telah kumakan di kantin tadi, harga satu
piring waktu itu cuma 500 perak murah banget kan? ya iyalah orang jaman
Suharto. : ) hehe. sesampainya di kelas semua ambil posisi. aku
adalahmurid pertama yang mengambil tempat duduk paling strategis,
dibaris kedua sampingan dengan anak juragan gilingan tebu tadi yang
kuceritakan diatas, beuhhh. hatiku cuma bisa bilang hore dan yes!!! lalu
pelajaran pertama diisi oleh bu titik, pelajarannya adalah matematika.
dulu disebtunya MM. singkatan matematika maksudnya mah. hehe.
Belum juga ngasih materi belajar, tiba-tiba bu guruku tadi, bu titik
mengumumkan kabar bahagia yang tak disangka-sangka. penantian panjang
semua murid SD pada waktu itu. yah, ada rapat guru-guru di SDN Kras 1,
yang secara otomatis menyebabkan kerugian dipihak guru dan keuntungan
dipihak murid-murid. kegiatan belajar mengajar dipause (dihentikan).
stop! dan, diganti oleh kegiatan belajar diluar ruangan alias bebas
bermain hehehe semua kompak pada teriak, hore…….! tak terkecuali si
cewek cantik tadi, Sri Utami. senyum sumringahnya membuat kegembiraanku
lengkap sudah, sebagai anak kecil kelas 4 SD cuma bisa seneng doang
saat yang tercantik di kelasnya ikut senang.
Opsi pun banyak, teman-temanku saling usul ayuk kita bermain ini itu,
zaiuri usul main Blaksodor, didin usil main kelereng, zidni dan dino
karena saking ktut bukunya memilih belajar di depan kelas sebagai bentuk
modus agar deketan sama cewek-cewek (dalam batinku berkata begitu).
akhirnya temenku yang paling tua karena tiak naik kelas dua kali
berturut-turut pun iktu usul, namanya mohamad toif. putera kedua pak
ginah yang rumahnya masih satu RT denganku. denga nada sok seniornya dia
mengusulkan agar anak-anak cowok mengikutinya bermain ke sumur bor di
belakang sekolah. untuk sekedar mandi dan bermaik air. hampir seluruh
anak cowok ikut dengannya, kecuali zidni dan dino yang memang pada saat
itu sedang menjadi murid paling rajin belajar.
Akhirnya kami pun bergegas, melewati samping gedung sekolahan SD ku,
kami berjalan kira-kira sekitar 500 meter ke belakang, ke dekat
sawah-sawah diman sumur bor itu berada. tarammmmm…. sumur bor yang
notabene sebagai sistem irigasi sawah-sawah warga pun sudah dekat di
mata kami, murid-murid badung kelas 4 SDN Karang Talun 2. hehe. penjaga
sumur bor itu pak kusnan, begitulah dia biasa dipanggil, perutnya agak
menonjol kedepan, kami suka mengatakannya sebagai om jin. (habis
perutnya buncit kayak om jin di sineteron jin dan jun dulu). eh, usut
punya usut ternyata pak kusnan ini teman sekolah bapakku dulu waktu
nyantri di pondok darussalam Pare Kediri sana. kata bapak pak kusnan ini
suka makan banyak sekali,mungkin itulah penyebab perutnya buncit,
kataku dalam angan.
Temanku si Toif pun dengan tanpa ragu meminta ijin pada penjaga sumur bor itu, dengan bahasa jawanya dia bertanya, “makdhe aku karo konco-konco arep adus ning sumur bor oleh ora?“. pak kusnan dengan nada interogasi langsung nanya balik ke temanku tadi, “lha emang podo ra melebu sekolah ki nyapo? bolos yo?”.
pertanyaan yang langsung menjustifikasi. hehe. maklum orang tua.
singkat cerita si toif dengan kemampuan negoisasinya akhirnay kami pun
mendapat ijin mandi di kolam-kolam sumur bor itu. tentu dengan
syarat-syarat yang ditentukan oleh si penjaga sumur bor tadi. yang salah
satunya, jangan lama-lama mandi dan bermainnya karena sekitar pukul 10
siang mesin diesel sumur bor itu akan dimatikan, begitu alasan pak
kusnan. meski aku dan teman-temanku tahu itu hanyalah bualan semata
karena gak ada irigasi di daerahku yang cuma sebentar, minimal sampai
bedug dzuhur.
Setelah itu, satu persatu baju merah putih (seragam SD) kami lepas,
tinggal celana dalam saja yang membalut tubuh kami murid-murid SD kelas 4
yang polos, kecil dan lugu ini. mandi di sumur bor terasa begitu
menyenangkan, kami saling sirat-siratan (lempar-lemparan air). hingga
tentunya dalamaku basah, tak apalah toh semua juga begitu. hehe,
parahnya lagi si agus sampai delep-delepan (saling menenggelamkan di
air) dengan si didin. seingatku didin sampai nangis. wkwkw semuanya
ketawa terbahak-bahak karena didin mengancam akan melaporkan agus pada
bapaknya yang sudah haji itu. aku pun tak luput dari menikmati
terowongan bawah jembatan, meluncur diatas air bermandi bersama kecebong
dan air.
Berlama-lama mandi dan bermain di air, kami semua pun merasa puas dan
tentu terkuras tenaga. dingin pun menggelayuti aku dan temanku yang pada
akhirnya kami memilih untuk menyudahi mandi bareng itu. kami beranjak
dari sumur bor itu dan mulai memakai pakaian kebesaran kami murid SD. : )
Tarammmm…
Tak ada yang bawa jam tangan satu pun diantara kami, maklum anak desa
jarang yang pakai begituan saat SD. waduh!!! celaka!!! celetukku. Ini jam berapa? tanyaku pada teman-teman, mereka semua cuma bengong
gak satu pun menjawabnya, sungguh seperti murid bodoh semua, (emang
nyantanya begitu) hehe. kami semua pun sadar kalau tadi pas bu titik
memberi pengumuman kalau guru-guru yang rapat hanya sampai pukul
sepuluhan, selanjutnya dilajut pelajaran lagi. teng-tong…
Aku dan temanku-temanku langsung tunggang langgang seperti dikejar
babi milik dokter/pak pur di desa sebelah (mojosari). ciat-ciat kami pun
menerjang galengan, sawah-sawah, hingga ada salah satu temanku yang
bernama nurkalim terperosok ke kubangan yang baru saj digaru.
jbrattttaass jburrr!!! apesnya dia bukan apes kami! semua sudah
mementingkan untuk sendiri-sendiri agar segera sampai di sekolahan.
kekompakan kami diawal tadi lunutur seketika. yah, kecil-kecil sudah
egois.
Sampainya di depan gedung sekolahan, bu warsiani guru bahasa indonesia
sudah walang kerik (kacak pinggang) menanti kami. benar apa yang kami
cemaskan. jam sudah stengah sebelas yang artinya kai telat masuk kelas
karena pelajatan sudah dimulai lagi. hanya Zidni dan Dino murid cowok
yang tidak kena semprot sekaligus jeweran pedas dari guru yang dikenal
paling garang dan sadis ini. uhuk-uhuk. aku sendiri pun sudah ketakutan
setengah mati. pimpinan kami yaitu si toif adalah murid pertama yang
mendapat paket marahan itu, dilanjut semuanya satu persatu disuruh
berbaris untuk mendapat jatahnya maing-masing. tak terkecuali aku.
Seluruh isi kelas 4 bahkan yang kelas 5 an 6 pun ikut menyoraki kami,
mencemooh, mensukurin kami si berandal badung cilik dari SDN karang
talun 2. tak apalah, ini semua adalah proses belajar mengajar di luar
yang sesungguhnya, yang kata bu titik tadi diawal. inilah yang
benar-benar belajar. Belajar membentuk mental kuat dan militan serta tahan banting. jrenggggg...
No comments:
Post a Comment