Banyak orang-orang besar dan pemimpin negeri ini lahir dari kalangan anak orang-orang kampung dan desa. Ya, basicnya desa. Sebagai sampel sebut saja ke tujuh presiden yang pernah dan sedang memimpin Indonesia hari ini, dari Ir. Soekarno hingga Ir. Joko Widodo semua berasal dari kampung, didikan ala desa (silakan kroscek di biografinya). Meski pada akhirnya setelah dewasa hidup di kota karena tuntutan.
Itulah salah satu sebab mengapa banyak orang tua kaum urban perkotaan memilih untuk mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya dengan cara dititipkan di rumah asalnya di kampung (rumah nenek) atau mungkin dititipkan dan dididik di pondok-pondok pesantren yang ada di desa-desa. Sebut saja satu pondok pesantren besar di ujung Jawa Timur, Ponpes Gontor di Ponorogo misalnya yang tercatat sebagai pondoknya orang-orang top di negeri ini dan menjadi salah satu rujukan para orang tua kaum urban perkotaan mendidik dan menyekolahkan anaknya.
Dari desa terdapat banyak nilai kearifan lokal yang dapat diambil oleh setiap anak didik. Sopan santun masih melekat dengan kuatnya di tengah masyarakat meski tidak semuanya seperti itu minimal jika dibandingkan dengan gaya sopan santun di perkotaan tentu tetap berbeda. Di desa-desa yang ada di negeri ini masih mempertahankan adat dan budaya yang luhur, masih banyak para sesepuh dan orang tua yang dapat dijadikan rujukan atau contoh bagaimana berperilaku baik. Bahasa sederhananya, di desa banyak nilai keprihatinan hidup.
Lain halnya dengan pendidikan di perkotaan, mungkin memang maju secara lahiriah, tapi secara batiniah masih kalah dengan pendidikan ala desa. Maju secara sarana dan prasarana pendidikan tidak menjamin seorang anak didik menjadi unggul. Kuncinya sederhana, pendidikan dasar yang paling dibutuhkan seseorang untuk menjadi unggul adalah pendidikan kearifan mental dan karakter. Juga lingkungan beserta peran orang tua tentunya sangat mempengaruhi, dan semua itu banyak terdapat di desa-desa.
Wallahu'alam. Semua kembali ke pribadi masing-masing.
#MyOpinion
No comments:
Post a Comment