Awal bulan April 2017 tepatnya tanggal 1 masyarakat Indonesia digegerkan dengan berita longsornya tebing di lereng gunung Wilis, tepatnya di desa Banaran, kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Dunia Maya dari mulai WhatsApp, Instagram hingga Facebook ramai membicarakan bencana longsor dahsyat yang tidak terduga tersebut meskipun sebenarnya sudah ada tanda atau pun prediksi dari BNPB 20 hari sebelum kejadian.
Informasi resmi yang di dapat dari akun Instagram @infoponorogo menyebutkan longsor terjadi pada pukul 07.30 WIB saat warga sedang beraktivitas seperti biasa. Padahal pada saat malam harinya banyak warga yang berada di area bahaya longsor tersebut sudah diungsikan. Karena dinilai aman lantas di pagi harinya warga banyak yang kembali ke rumah masing-masing untuk memulai aktivitas sehari-hari. Inilah salah satu sebab mengapa longsor di pagi cerah yang tak terduga tersebut menelan banyak korban jiwa. Ya, masyarakat tak menduganya.
50 rumah terkena longsor yang menyebabkan 28 jiwa tertimbun material longsor, dan juga tidak kurang dari 30 kepala keluarga yag terdiri dari sekitar 300 jiwa warga Banaran, Pulung, Ponorogo akhirnya diungsikan ke lokasi yang lebih aman. Sebagian ditempatkan di rumah pak Lurah Banaran dan sebagian lainnya di balai desa Wagir Kidul. Ditambah longsor susulan di tanggal 9 April 2017 tentu semakin menambah jumlah warga yang dievakuasi ke lokasi yang lebih aman yang jumlahnya tidak kami ketahui.
Berangkat dari kondisi tersebut maka kami dari PT. NSK BMI yang berlokasi di Cikarang Barat, Bekasi memutuskan untuk mengambil tindakan gerakan sosial dalam rangka membantu saudara kami di Banaran, Pulung, Ponorogo. Kami mengambil tajuk atau judul gerakan sosial kami yaitu NSK #peduliponorogo. Diinisiasi oleh tiga unsur di dalam PT. NSK BMI yaitu kawan-kawan dari Paguyuban Arek Jawa Timur (Pagerboyo), Anak Rimba Raya Penggiat Alam NSK (Aryapala), dan juga PUK FSPMI NSK. Dibentuklah tim-tim kecil di tiap grup untuk melakukan penggalangan dana seikhlasnya di tanggal 10 hingga 13 April kepada seluruh karyawan. Hasilnya terkumpul tidak kurang dari Rp. 17 juta, luar biasa tentunya.
Pada akhirnya setelah uang terkumpul dan disatuin dari tiap grup yang ada maka segera diputuskan untuk menyusun tim yang akan berangkat ke Ponorogo, tentu beranggotakan dari tiap perwakilan tiga unsur yang ada tersebut. Berikut ini akan kami sampaikan rekam perjalanan menuju Banaran, Ponorogo, hingga proses penyerahan donasi sampai pulang kembali ke Bekasi.
Perjalanan Tim Relawan Longsor Ponorogo PT. NSK BMI diberangkatkan menggunakan kereta api Krakatau Express dari Bekasi melalui stasiun Pasar Senen pada tanggal 15 April 2017 pukul 13.00 WIB dengan anggota tim sebagai berikut:
1. Cak Irman Sujarwadi (PUK)
2. Bang Bambang Ibenk (Aryapala)
3. Cak Robi Cahyadi (Pagerboyo)
4. Cak Hari Syam (Pagerboyo/Driver)
5. Cak Yoga Widya (Porter Lokasi)
Tim NSK #peduliponorgo sampai di Madiun tanggal 16 April 2017 dini hari pukul 01.00 WIB lalu berlanjut istirahat di rumah Cak Yoga Widya di Kwadungan, Ngawi mengingat rumah terdekat dari kejadian longsor Ponorogo adalah rumahnya Cak Yoga. Kami istirahat melepaskan lelah perjalanan hingga pagi hari menjelang subuh. Setalah matahari mulai menerang kami meminta tolong kepada orang tua Cak Yoga untuk dicarikan mobil guna digunakan sebagai armada menempuh perjalanan dari Ngawi menuju Ponorogo.
Setelah mobil didapat, kami pun bersiap setelah sebelumnya kami dijamu sarapan nasi pecel khas ndeso yang sangat nikmat buatan tuan rumah. Perjalana kami mulau menuju lokasi longsor Banaran, Pulung, Ponorogo didampingi oleh Mas Indras dari dinas Perhutani selaku teman Cak Yoga yang dimintakan tolong untuk menunjukkan jalan.
Berangkat hari minggu 16 April 2017, berikut ini distribusi waktu perjalanan tim NSK #peduliponorogo.
Start_
09.00 OTW Madiun mencari logistik
09.30 Belanja logistik di Carrefour Madiun
12.00 OTW ke Banaran, Pulung, Ponorogo
16.30 Sampai di TKP
17.00 Melihat lokasi longsor di dekat titik D
17.50 Jumpa pak Lurah Banaran (Pak Sarnu)
18.00 Penjelasan dan pemaparan kronologi
18.10 Penyampaian maksud dan tujuan kami
18.20 Ramah tamah ngopi dan hearing situasi
18.30 Sambutan dari pak Irman (NSK)
18.45 Penyerahan donasi kepada pak Lurah
19.00 Dokumentasi serah terima donasi
19.20 Istirahat di rumah/teras pak Lurah Sarnu
_17 April 2017_
05.00 Bangun pagi
07.00 Sarapan pagi
07.30 Melihat-lihat view sekitaran Desa Banaran
09.00 Pamitan dengan pak Lurah dan warga sekitar
09.30 Balik ke Ngawi
10.30 Muter melihat-lihat sekitar kota Ponorogo
12.30 Muter melihat-lihat sekitar kota Madiun
15.00 Kuliner sekitaran alun-alun Madiun
21.30 Tiba di Ngawi
Selesai_
Adapun kondisi terkini 16 April 2017 sore hari hasil hearing informasi dari Pak Lurah Sarnu selaku kepala desa Banaran adalah sebagai berikut:
•Korban jiwa 28 belum ketemu (tertimbun longsor dan keluarga korban sudah mengikhlaskannya)
•4 orang ketemu dalam kondisi wafat (sudah dikebumikan)
•Rumah hancur tertimbun longsor tidak kurang dari 50 rumah
•Korban terdampak longsor total tidak kurang dari 30KK
•Korban diungsikan tidak kurang dari 300 jiwa (evakuasi di penampungan sementara)
•Bantuan berupa logistik sangat melimpah
•Dari pemerintah pusat segera tanggap dan langsung meminta pak lurah untuk membuat pengajuan dana recovery pembangunan infrastruktur
Alhamdulillah, demikian hasil catatan singkat perjalanan tim #peduliponorogo NSK ke lokasi bencana longsor Banaran, Pulung, Ponorogo. Semoga ada hikmah bagi kita semua di setiap musibah seperti ini. Semoga ke depan tidak ada lagi bencana yang serupa, tentu ini tugas stakeholder didukung masyarakat terkait. Semoga warga korban longsor Banaran diberikan kesabaran, kekuatan, dan segera pulih seperti sebelum kejadian. Pun begitu juga semoga semangat kepedulian sosial seperti ini tetap berlanjut hingga kapan pun dan menular kepada kita semua yang lebih beruntung dari saudara kita di Banaran. Terima kasih bagi seluruh kawan-kawan yang turut berkontribusi atas terselenggaranya bakti sosial ini. Salam paseduluruan.
Ngawi, 17 April 2017
Tim Peduli Ponorogo NSK
Ditulis oleh: Robi Cahyadi
No comments:
Post a Comment