saat itu malam gelap gulita penuh cekam
tak ayal pun takut menggelayuti pikiranku
tak ada nasi atau air yang dapat ku tuang ke mulutku
kering ini mengguruiku pada ketabahan
aku tersiksa
nafasku terengah di tengah malam gulita
mana sang wahyu
mana sang pematik semangat itu
dunia semakin sempit dengan tikus berdasi
dasinya sepanjang seperti kehidupan ini
oh....
bulan, kau tak tampakkan indahmu karena malu pada Tuhanmu
aku tahu kamu malu jua pada Rasulmu
oh...
dedaunan, engkau pun tak luput dari enggannya memekarkan bungamu
aku tahu, kamu malu pada Muhammadmu
aku rindu Muhammadmu yang dulu di tengah gurun berpihak pada kami
kami yang kecil ini seperti lalat di tengah lautan samuderamu
negeriku semakin gelap
matahari pun bahkan tersering malu menampakkan sumeringahnya
sesekali di siang hari dia memanasi bumi ini
hingga akhirnya kami kami lagi yang merintih kehausan
oh...
Usaikah keabadian rida dan kasihMu itu hingga tak lagi ada salju sejuk dikutubMu
Kemanakah kini sifat-sifatmu itu wahai Muhammadku? Aku rindu...
No comments:
Post a Comment