Tahu Sumedang |
“Ketika leluhur orang Tionghoa datang ke Indonesia, mereka bukan membawa agama sebagaimana orang Arab atau orang Barat. Tetapi, mereka membawa makanan yang lambat laun menjadi makanan rakyat Indonesia jelata.”
Penggalan kalimat di paragraf pembuka di atas disampaikan oleh Kwee Kek Beng dalam prasarannya berjudul ‘Sumbangsih Apakah yang Dapat Diberikan oleh Warganegara Indonesia Keturunan Asing kepada Pembinaan Kebudayaan Nasional Indonesia?'.
Kalimat tersebut lantas diperkuat oleh Pramoedya Ananta Toer dalam Hoakiau di Indonesia. Walaupun bangsa Barat ke Indonesia membawa keju dan mentega, kepopulerannya tak bisa menandingi makanan Tionghoa nan murah seperti tahu, takwah, kecap, bakmi, teh, taoco, sayur asin dan sebagainya.
Tahu Sumedang adalah salah satu warisan orang tionghoa untuk negeri ini, sangat lezat dan kaya gizi. Apalagi disajikan di tempatnya langsung Kota Sumedang? Betul bukan? Ayo cintai kuliner jajanan nusantara. Lestarikan dan dukung tahu sebagai kudapan istimewa keluarga Indonesia.
Jika kalian tidak bisa ke Sumedang langsung untuk merasakan betawa nikmat gurihnya tahu Sumedang, mungkin bisa mencoba membelinya di pedagang asongan pinggir jalan sebagai pelipur nafsu tersebut. Setahu penulis sudah sangat banyak sekali ditemukan pedagang yang dengan rombongnya bertuliskan tahu Sumedang asli. Terlepas asli atau bukan minimal hampir menyerupai, nikmat!
No comments:
Post a Comment