Akhir-akhir ini marak terjadi lagi kasus intoleransi di Indonesia. Sebut saja yang teranyar yaitu penyerangan gereja St. Lidwina di Gedog, Sleman provinsi Yogyakarta oleh seorang pria muda berparang, meskipun dalam tanda kutip belum diketahui apa motifnya. Kita ketahui bersama ditemukan banyak korban baik luka ringan hingga berat akibat penyerangan penuh kesetanan tersebut. Kasus ini masih sangat hangat dan sedang dalam pendalaman oleh pihak berwenang. Tentu ini menjadi hal yang sangat kontradiktif dengan apa yang pemerintah saat ini nyatakan di jendela internasional, yaitu telah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai toleransi.
Kerukunan merupakan kebutuhan manusia baik sebagai individu ataupun golongan, yang tidak dapat dihindarkan di tengah perbedaan. Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun dan berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan. Kesadaran akan kerukunan hidup umat beragama yang ideal harus bersifat dinamis (lentur), humanis (lembut) dan demokratis, agar dapat ditransformasikan kepada masyarakat kalangan bawah atau akar rumput, sehingga kerukunan tersebut tidak hanya dapat dirasakan atau dinikmati oleh kalangan-kalangan atas saja.
Agama tidak bisa sendirian dan dianggap mutlak dapat memecahkan semua masalah persoalan dalam ruang publik. Agama hanya salah satu faktor pembantu penyelesaian dari kompleknya masalah kehidupan manusia. Mungkin yang paling penting dan mendasar di sini adalah karena agama memberikan sebuah arti dan tujuan hidup. Tetapi sekarang kita mengetahui bahwa untuk mengerti lebih dalam tentang agama perlu segi-segi lainnya, termasuk ilmu pengetahuan dan juga filsafat. Yang paling mungkin adalah mendapatkan pengertian yang mendasar dari agama-agama.
Jadi, keterbukaan satu agama terhadap agama lain hendaknya dipandang sebagai sangat penting.
Kalau kita masih mempunyai pandangan yang tertutup dan fanatik, bahwa hanya agama kita sendiri saja yang paling benar, maka itu menjadi penghalang yang paling berat dalam usaha memberikan sesuatu pandangan yang optimis kepada masyarakat. Namun ketika gesekan antar agama sering muncul sejak tahun 1950-an, maka muncul paradigma dan arah baru dalam pemikiran keagamaan di Indonesia. Orang tidak lagi bersikap negatif dan apriori terhadap agama lain. Bahkan mulai muncul pengakuan positif atas kebenaran agama lain yang pada gilirannya mendorong terjadinya saling pengertian.
Di masa lampau, kita berusaha menutup diri dari tradisi agama lain dan menganggap agama selain agama kita sebagai lawan yang sesat serta dalam diri kita dipenuhi kecurigaan terhadap berbagai aktivitas agama lain, maka dewasa ini kita bisa lebih mengedepankan sikap keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain. Hal inilah yang menjadi dasar utama atau fondasi dalam mewujudkan impian kita yaitu terciptanya kerukunan antar umat yang beragam ini.
Jenis-Jenis Kerukunan Antar Umat Beragama:
• Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama juga harus dijaga agar tidak terjadi perpecahan, walaupun sebenarnya dalam hal ini sangat minim sekali terjadi konflik.
• Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama. Kerukunan antar umat beragama lain ini cukup sulit untuk dijaga. Seringkali terjadi konflik antar pemeluk agama yang berbeda
Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama:
• Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat
• Toleransi antar umat Beragama meningkat
• Menciptakan rasa aman bagi agama-agama minoritas dalam melaksanakan ibadahnya masing-masing
• Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan agama
• Terwujudnya kepercayaan dunia internasional pada perilaku masyarakat Indonesia yang terbukti mendukung terciptanya perdamaian internasional
Cara Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama:
Lantas bagaimana cara merawat sekaligus menjaga kerukunan tersebut? Hemat saya adalah dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di Indonesia. Baik yang merupakan pemeluk agama yang sama, maupun dengan yang berbeda agama. Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam perwujudan. Misalnya seperti pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain dalam interaksi sehari-harinya, atau memberi waktu dan kesempatan pada umat lain untuk beribadah bila memang sudah waktunya mereka melakukan ibadah.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama di Indonesia, karena jika rasa toleransi antar umat beragama di Indonesia sudah tinggi, maka konflik-konflik yang mengatasnamakan agama di Indonesia dengan sendirinya akan berkurang ataupun hilang sama sekali. Sekali lagi, ini bukanlah tidak mungkin diwujudkan. Selama ada komitmen dari kita semua saya pikir sangat mungkin terwujud dalam waktu dekat ini.
Selain dari pada itu, kita juga bisa melakukan sikap siap sedia membantu sesama dalam keadaan apapun dan tanpa melihat status orang tersebut. Jangan melakukan perlakuan diskriminasi terhadap suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan bantuan. Misalnya, di suatu daerah di Indonesia mengalami bencana alam. Kebetulan mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi anda yang memeluk agama lain, jangan lantas malas dan enggan untuk membantu saudara sebangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama. Justru dengan membantu mereka yang kesusahan, kita akan mempererat tali persaudaraan sebangsa dan setanah air, sehingga secara tidak langsung akan memperkokoh persatuan Indonesia.
Hormatilah selalu orang lain tanpa memandang agama apa yang mereka anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan sopan kepada siapapun, ini contoh yang sangat sederhana. Biasakan pula untuk menomorsatukan sopan santun dalam beraktivitas sehari-hari di tengah masyarakat, terlebih lagi bisa menghormati orang lain tanpa memandang perbedaan yang ada. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia. Kita semua harus optimis ini bisa diwujudkan.
Bila terjadi masalah yang membawa nama agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin dan penuh kedamaian, tanpa harus saling tunjuk dan menyalahkan, ini kuncinya. Para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan perannya dalam pencapaian solusi terbaik dan tidak merugikan pihak-pihak manapun, atau mungkin malah dengan peran mereka sebisa mungkin dicapai solusi yang menguntungkan semua pihak. Hal ini sangat diperlukan karena kita ketahui bersama negeri kita Indonesia tercinta ini karakter masyarakatnya sangat beragam.
Demikianlah sedikit ulasan mengenai pentingnya merawat kerukunan dan keberagaman yang bisa kembali kita jadikan refleksi atas maraknya isu intoleransi dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam bentuk perwujudannya sebagai masyarakat sosial, budaya, ataupun agama. Semoga generasi muda dan generasi yang akan datang semakin mampu berfikir secara rasional dan nalar, semakin mencintai negeri ini, semakin dewasa dalam berperilaku sehingga kasus-kasus intoleransi di Indonesia tidak lagi terjadi. Ini penting untuk menjadi periksa bagi kita semua masyarakat umum terlebih lagi bagi unsur yang berkepentingan di dalamnya.
Wallahu a'lam bisshowab.
No comments:
Post a Comment