Tirai tersibak
Beberapa hari/minggu ini netizen (masyarakat dunia internet; medsos) disuguhi sebuah dagelan asik dan lucu yang tentu sangat menghibur kita semuanya, bahkan kalau dalam istilah bahasa jawa yang sering saya pakai, "lucu pol tenan cenan". Ya, dagelan lucu itu kita namai dengan sebutan "keminggris".
Saking terlihat kerennya jika sudah bisa menggunakan bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari, beberapa kelompok sebut saja si anu dan si una (keduanya sama-sama dari bani sumbu pendek), dalam rangka mengkampanyekan kemanusiaan dan juga mensosialisasikan kembali ke quran lantas dengan ceroboh menggunakan terminologi berbahasa Inggris yaitu: stop humanity dan juga turn back quran.
Maksudnya sih baik, dua terminologi berbahasa Inggris tersebut diartikan sebagai kembali ke nilai kemanusiaan dan juga kembali ke quran. Tapi ahli bahasa dan yang oleh orang umum benarkan adalah arti dua terminologi tersebut justru bersebrangan dengan niat baik bani sumbu pendek tersebut, alih-alih berarti kembali, justru sebaliknya arti kedua terminologi tersebut yaitu lawan kemanusiaan dan lawan quran. Sampai sejauh ini kita boleh gak sih bilang ke mereka tolol? Oh gak boleh, karena yang penting itu kan niat awalnya (cara ngelesnya begitu).
Alhasil, saya harus berkata bahwa saya meyakini dengan sepenuh hati kesalahan elementer (dasar) dalam penggunaan terminologi berbahasa Inggris tersebut adalah kehendak Tuhan YME untuk menyibak tirai kebodohan kelompok bani sumbu pendek ini. Jadi pesan moralnya pertama jangan sok-sokan keminggris dan kedua mari terus belajar jangan sampai lelah. Maaf kalau tulisan ini menyinggung kalian yang se-bani (satu keluarga, minimal sama pemikiran) dengan mereka.
Tambun Selatan
28/09/2017
-RC28-
No comments:
Post a Comment