Ini ilmu sekaligus filosofi dari Tiongkok. Boleh tidak sependapat, silakan saja tapi saya pribadi meyakini betul bahwa tiga hal ini memang seyogyanya tidak boleh diirit. Tidak boleh dipusingkan.
Tidak boleh diirit di sini dalam pengertian tidak perlu dipusingkan alias diperhitungkan terlalu dalam. Sehingga tiga hal yang semestinya memberi manfaat pada hidup, justru menjadi sebaliknya saat kita memaksa mengiritnya. Sengsara.
Apa saja 3 hal ini? Berikut penjelasannya. Mohon dibaca dan diperhatikan betul setiap diksi dan pilihan kata dalam tulisan saya nanti. Ini akan mempengaruhi bagaimana anda mencerna pesan yang ingin saya sampaikan.
Pertama: Dana Penunjang Kesehatan
Maksudnya bagaimana? Ya, anda tidak boleh berpikir terlalu njelimet atau bahkan mengerem alokasi dana yang diperuntukkan menunjang kesehatan anda. Alih-alih anda ingin berhemat soal dana kesehatan, yang ada anda akan dihampiri sakit dan sesungguhnya sakit itu akan memerlukan dana yang lebih besar lagi. Teorinya begitu.
Jika anda ingin sehat bugar, anda memerlukan asupan nutrisi yang bergizi. Asupan bergizi menurut kampanye Order Baru era Repelita Soeharto bisa didapatkan dari 4 sehat 5 sempurna. Karbohidrat, protein, lemak baik, vitamin, zat besi. Atau sederhananya nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan susu. Anda harus penuhi itu semua meski harus mengeluarkan kocek lebih misalnya. Paham kan?
Ke dua: Dana Kasih Sayang ke Orang Tua
Ini berat, ini sulit dan tentunya tidak mudah. Alih-alih mencadangkan dana khusus untuk rasa sayang ke orang tua. Kadang, dapur sendiri saja ndak patek ngebul. Bener pora? Yo pora? Tapi hendaknya anda tidak perlu risaukan perihal dana ini. Hemat dan terlalu irit di area ini, saya ucapkan selamat anda akan menata hidup untuk sengsara sepanjang hayat.
Jangan pelit ke orang tua, jangan terlalu hemat jika itu untuk kepentingan kasih sayang ke orang tua. Yang bicara soal ini tentu bukan pakar tata kelola ekonomi keluarga, tapi firman Tuhan. Bagaimana semestinya orang tua yang sudah banyak berkorban untuk anaknya, layak mendapatkan kasih sayang yang sebenarnya jika dihitung ulang mustahil kita sebagai anak mampu melampaui kasih sayang mereka. Renungkan lagi perihal dana ini.
Ke tiga: Dana Investasi Pendidikan
Anda muslim? Anda kristen? Anda hindu atau budha? Atau bahkan anda sekalipun agnostic, percaya Tuhan itu ada tapi tidak bersedia memeluk agama apapun? Bebas. Apapun keyakinan anda, saya sepenuh hati haqulyakin bahwa di dunia yang materialistis ini manusia butuh investasi leher ke atas. Investasi otak alias pendidikan.
Jika anda terlalu rumit dan risau perihal alokasi dana pendidikan sehingga menyebabkan anda sendiri atau anak-anak anda tidak menginginkan pendidikan terbaik. Wassalam, sebentar lagi keturunan anda, bisa jadi keturunan pertama alias anak atau keturunan ke dua alias cucu, mungkin juga sampai cicit akan mengalami era sulit bersaing di zaman globalisasi. Irit dana pendidikan sama halnya dengan menyiapkan generasi anda sebagai sandwich. Terhimpit.
Pesannya tentu mudah sekali dipahami jika anda merupakan seorang yang open mind. Jangan irit atau terlalu perhitungan terhadap tiga hal di atas. Boleh jadi saat ini anda memang sedang tidak baik-baik saja secara finansial, meski begitu tetap prioritaskan tiga hal itu. Apalagi jika anda sedang dalam gelimang rezeki, kok ngempet dan nggegem soal 3 dana ini, pertanda keblangsakan akan segera mendatangi.
Merdeka! 🇮🇩
Malang, 20 Agustus 2023
Minggu cerah yang insyaallah dipenuhi berkah
- Robi Cahyadi -