Hari libur kali ini saya memutuskan untuk berkunjung ke sebuah kota kecil di ujung timur Jawa, yaitu Banyuwangi. Sebuah gerbang Jawa dari sisi timur, berseberangan dengan pulau Bali. Ada apa saja dan ngapain aja di Banyuwangi selama dua hari? Tentu akan menjadi cerita yang menarik untuk dituliskan dalam sebuah coretan sederhana, mari kita simak ulasannya.
Di hari libur minggu terakhir bulan februari, saya mengatakan kepada istri untuk membuat suatu agenda liburan kecil. Istriku bertanya, ke mana kira-kira? Awalnya saya bilang bagaimana jika kita ke pantai Balekambang di Malang Selatan? Istri tidak tertarik karena menurutnya di sana pantainya kotor tidak cukup bersih. Lalu tiba-tiba di benak kepala muncul sebuah ide, bagaimana kalau ke Banyuwangi?
Sontak, istri menjawab dengan sangat bergairah. Yeyyyy! Oke kita ke Banyuwangi. Lalu sepakatlah kami berdua untuk vaction ke sana. Saya langsung meminta istri untuk hunting tiket kereta api dari Lawang menuju Banyuwangi, alhamdulillah tiket KA Sri Tanjung relasi Malang-Banyuwangi sudah habis terjual. Lalu opsinya adalah kami harus membeli tiket KA lain, dan menemukanlah KA Probowangi relasi Surabaya-Banyuwangi, kami memilih naik dari stasiun Bangil.
Sabtu pagi tanggal 26 Februari, KA Probowangi yang kami pesan sedianya berangkat dari Bangil sekitar jam 6.30, kami dari rumah di Lawang sudah bersiap semenjak jam 5 pagi untuk berangkat menuju stasiun Bangil yang kurang lebih ditempuh dengan sepeda motor sekitar 45 menitan. Tepat jam 6 pagi saya dan istri serta anak tersayang kami yaitu Malika Val Elail sudah sampai di Stasiun Bangil, tapi ada daya kami gagal berangkat dengan kereta api karena ada miss persepsi yaitu adanya kewajiban rapid antigen sementara saya belum vaksin. Yaaaah!
Lalu bagaimana? Saya tidak kurang akal, saya memutuskan naik bis saja dari depan stasiun Bangil menuju Probolinggo. Ini benar-benar akan menjadi hari yang melelahkan dan menjadi sebuah backpakeran yang mungkin asik dan terkenang. Kami akhirnya naik bis PO AKAS sekitar jam 07.00 pagi dari Bangil menuju Probolinggo, sampai di Probolinggo jam 09.00 kami oper bis lagi menuju Jember dan sampai di sana sekitar jam 12.00, dari Jember saya masih harus oper bis ke Banyuwangi dan sampai di Banyuwangi tepatnya di Rogojampi jam 16.00.
Saya memutuskan turun di Rogojampi di dekat Politeknik Negeri Banywangi karena penginapan yang kami pesan kebetulan dekat dari jalan raya utama Jember-Banyuwangi ini. Kami menginap di sebuah hotel yang terafiliasi dengan RedDoorz yaitu Fortuna Inn Banywangi. Hotelnya cukup nyaman, harga per malam hanya 250 ribuan saja sudah dapat sarapan pagi untuk 2 orang. Kami akan menginap 2 malam di sini, tentu menjadi sebuah pengalaman menarik nantinya.
Btw kenapa kami memutuskan menginap di daerah Rogojampi? Pertama sekali tentu karena kami suah berencana untuk menuju destinasi yang sedang viral di Banyuwangi yaitu Hutan Benculuk itu. Jika kami mengambik penginapan di kota tentu akan menjadi sangat jauh jaraknya dari Benculuk. Lalu bagaimana kami ke sana? Kami memutuskan untuk menyewa sepeda motor dengan harga sewa 70 ribu per hari, yaitu sepeda motor Honda Scoopy yang lucu itu.
Pagi hari Minggu 27 Februari kami berencana akan meluncur menuju Benculuk, sebuah hutan milik perhutani yang dikenal dengan sebutan Djawatan itu. Tapi di malam minggu yang cuacanya bagus itu tentu sangat sayang jika dilewatkan hanya dengan tiduran di hotel saja, kami memilih untuk berjalan-jalan malam menikmati nyamannya kota Banyuwangi, tujuannya adalah alun-alun dan taman Blambangan. Tempat hiburan masyarakat kota Banyuwangi yang sangat lega dan murah itu.
Di taman Blambangan, kami tidak banyak menghabiskan waktu karena si kecil kami terihat sudah mengantuk dan capek. Jam 21.00 kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dan bersitirahat untuk esok harinya bersiap menuju destinasi utama kami yaitu Hutan Djawatan Benculuk. Selama di penginapan, tentu kami hanya bisa tidur pulas karena memang badan sudah cukup lelah selama perjalanan dengan bis sepanjang hari dan jalan-jalan di taman Blambangan.
Taraaaaaam, pagi hari kami bangun jam 5.00 untuk mandi, sarapan dan bersiap untuk On The Wuzzz. Perjalanan dari penginapan ke Benculuk dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit saja melalui jalur utama Rogojampi-Genteng. Kami sampai di gerbang Hutan Djawatan Benculuk jam 08.00 dan di jam tersebut masih relatif sepi pengunjung, kami menikmati segarnya hutan kecil itu dan tak lupa menyewa ATV untuk menambah keseruan vacation kami.
Taraaaaammmmmmm. Hutan Djawatan Benculuk...
My Vacation: Hutan Djawatan Benculuk |
Selain ke Benculuk, kami juga menyempatkan berkunjung ke pantai Watu Dodol di utara pelabuhan Ketapang, bagaimana keseruannya? Mungkin akan saya lanjutkan tulisan ini di saat hati sedang mood dan kesempatan menulis terbuka luas. Yang pasti, menjadi pengalaman yang menarik sekaligus sulit terlupakan perjalanan rekreasi ke Banyuwangi ini. Sampai jumpa di tulisan lanjutannya...