A. Pengertian Iklim Kerja
Iklim Kerja adalah gambaran terhadap kualitas, suasana dan karakter yang tampak pada norma dan nilai, hubungan interpersonal, suasana belajar-mengajar, struktur organisasi, ikatan positif dengan lembaga dan lingkungan fisik yang terdapat di lembaga tempat pegawai bertugas.
Suatu Iklim kerja dapat diukur melalui dimensi safety (rasa aman), teaching and learning (kegiatan belajar mengajar), interpersonal relationships (hubungan dengan orang lain), dan institutional environment (lingkungan kerja).
Pengertian Iklim Kerja Menurut Para Ahli
Wirawan (2007:122)
Menurut Wirawan, Iklim kerja adalah pesrsepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi (misalnya pemasok, konsumen, konsultan, dan kontraktor) mengenai apa yang ada atau yang terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menemukan kinerja organisasi.
Davis dan Newstrom (2001:25)
Menurut Davis dan Newstrom, Iklim Kerja adalah kepribadian sebuah organisasi yang membedakan dengan organisasi lainnya yang mengarah pada persepsi masing-masing anggota dalam memandang organisasi.
Robbins (2007:716)
Menurut Robbins, Iklim Kerja adalah istilah yang dipakai untuk memuat rangkaian variable perilaku yang mengacu pada nilai, kepercayaan, dan prinsip pokok yang berperan sebagai suatu dasar bagi system manajemen organisasi.
Miller (1997:128)
Menurut Miller, Iklim Kerja adalah nilai semangat yang mendasar dalam cara mengelola hubungan dan mengorganisasikannya.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi PER.13/MEN/X/2011
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi PER.13/MEN/X/2011, Iklim Kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi akibat dari tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.
Subaris, dkk ( 2008)
Menurut Subaris, dkk, Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja.
Ilustrasi: Iklim Kerja di Sebuah Industri |
B. Dimensi Iklim Kerja
Menurut Steve Kelneer, terdapat 6 (enam) dimensi iklim kerja diantaranya yaitu:
1. Flexibility conformity
Fleksibilitas dan comfomity adalah kondisi organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi karyawan serta melakukan penyesuaian diri terhadap tugas yang diberikan. Hal tersebut berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan terhadap ide baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi.
2. Resposibility
Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai pelaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan rasa tanggung jawab atas hasil yang dicapai, karena mereka terlibat di dalam proses yang sedang berjalan.
3. Standards
Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai kondisi organisasi dimana manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap kesalahan atau hal yang kurang sesuai atau kurang baik.
4. Reward
Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai penghargaan dan pengakuan atas pekerjaan yang baik.
5. Clarity
Hal ini berkaitan dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan, peranan dan tujuan organisasi.
6. Tema Commitmen
Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai perasaan bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha lebih saat dibutuhkan.
Sedangkan menurut model Pines, Iklim kerja suatu organisasi bisa diukur melalui 4 (empat) dimensi, diantaranya yaitu:
1. Dimensi Psikologikal
Dimensi ini meliputi variabel seperti beban kerja, kurang otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment clershif) dan kurang inovasi.
2. Dimensi Struktural
Dimensi ini meliputi variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.
3. Dimensi Sosial
Dimensi ini meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi kuantitas dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerja sama) dan penyelia (dukungan dan imbalan).
4. Dimensi Birokratik
Dimensi ini meliputi Undang-undang dan peraturan-peraturan konflik peranan dan kekaburan peranan.
C. Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tenaga Kerja
Menurut Gesang (2011), terdapat 6 (enam) pengaruh iklim kerja yang tidak sesuai terhadap tenaga kerja, diantaranya seperti:
- Gangguan perilaku dan performa kerja, seperti terjadinya kelelahan, sering melakukan istirahat curian dan lain-lain.
- Dehidrasi, yaitu suatu kondisi kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan.
- Heat rash, yaitu keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal kulit akibat kondisi kulit terus basah.
- Heat cramps, yaitu kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium.
- Heat syncope, yaitu keadaan yang disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah di bawah ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan pemaparan suhu tinggi.
- Heat exhaustion, yaitu keadaan yang terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan/atau kehilangan garam, dengan gejala mulut kering, sangat haus, lemah dan sangat lelah.
Demikian penjelasan tentang iklim kerja. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada postingan selanjutnya.
Sumber: pelajaran.co.id
No comments:
Post a Comment