Friday, August 28, 2015

Leadership: Cara Terbaik Memotivasi Karyawan


Dalam dunia kerja tentu setiap atasan atau orang yang diberi wewenang menjadi leader (pemimpin), sudah barang pasti harus memiliki bekal yang cukup tentang leadership (jiwa kepemimpinan). Tidak jarang akibat kurangnya kemampuan leadership tersebut menjadikan kendala bagi seorang atasan atau pimpinan dalam mengkoordinir karyawannya untuk mencapai tingkat profesionalitas yang tinggi, yang kita ketahui profesionalitas itu efeknya tentu adalah produktifitas yang tinggi bagi karyawan itu sendiri maupun perusahaan yang dinaunginya.

 Ada pun hal-hal yang harus didalami oleh seorang pemimpin salah satunya adalah trik-trik atau cara terbaik untuk memotivasi karyawannya. Ini sangat penting mengingat setiap karyawan tentu mengalami apa yang disebut dengan titik jenuh yang sudah jelas efeknya adalah badai kemalasan yang nantinya dipastikan akan mengurangi kadar profesionalitas. Akibat menurunnya kadar profesionalitas itu lah yang menjadikan perusahaan kehilangan produktifitas. Oleh karena itu saya mencoba mengidentifikasi hal-hal yang sekiranya penting untuk diperhatikan oleh setiap leader atau atasan.

Saya menyimpulkan sedikitnya ada 20 hal yang dapat dipelajari dan dilakukan oleh seorang leader atau atasan dalam rangka meningkatkan motivasi kerja karyawannya, yang antara lain hal-hal tersebut adalah sebagai berikut ini:


  1. Memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk melaukan sesuatu pekerjaan yang baik.
  2. Memberikan kesempatan feedback (umpan balik) secara teratur.
  3. Meminta masukan atau saran dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka.
  4. Belajar dari karyawan itu sendiri apa yang sekiranya dapat memotivasi mereka.
  5. Membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga diharapkan karyawan dapat menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaannya dan memperoleh respon atau jawaban.
  6. Mempelajari apa saja kegiatan lain karyawan, sehingga kemudian dapat diciptakan kesempatan bagi karyawan untuk melakukan itu secara rutin dan teratur.
  7. Memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang berprestasi dalam pekerjaan.
  8. Terus melakukan dan memilihara hubungan yang baik dengan bawahan baik di dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan.
  9. Menulis pesan atau memo secara pribadi kepada karyawan tentang hasil kerja yang mereka capai.
  10. Menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum, tidak berlebihan.
  11. Membuat pertemuan kecil atau kelompok atas rangka merayakan kesuksesan sebuah project perusahaan dan menyampaikan terima kasih atas team work selama bekerja.
  12. Memberi karyawan suatu pekerjaan atau job yang baik untuk dikerjakan dan setiap atasan hendaknya respek atas upaya karyawan menyelesaikannya.
  13. Memastikan apakah karyawan mempunyai fasilitas kerja yang baik.
  14. Kenalilah kebutuhan pribadi karyawan sehingga dapat memberikan perhatian khusus pada keperluan pribadi karyawan.
  15. Gagaskan penggunaan nilai kinerja sebagai kesadaran karyawan untuk mempromosikan diri ke jenjang karir yang lebih tinggi.
  16. Menetapkan kebijakan yang komprehensip dalam hal promosi jenjang karir.
  17. Membantu karyawan dalam hal bersosial masyarakat sehingga diharapkan karyawan akan betah di lingkungannya baik di rumah maupun di tempat kerja.
  18. Menegaskan kepada karyawan bahwa perusahaan berkomiten terhadap pekaryaan jangka panjang, sehingga karyawan merasa percaya diri dengan masa depannya.
  19. Gajilah karyawan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan secara bersaing.
  20. Menawarkan keuntungan (profit sharing) kepada karyawan agar selalu terpacu dan termotivasi untuk melakukan pekerjaan secara profesional.
Demikianlah kiranya hal-hal yang dapat digunakan oleh seorang atasan atau pemimpin dalam rangka mengelola menejemen ledership sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalitas pekerja dan sekaligus meningkatkan produktifitas perusahaan. Tentu hal-hal tersebut tidak dapat dijadikan patokan baku mengingat menghadapi manusia adalah tidak sama dengan menghadapi benda mati sepertinya halnya mesin dan lain-lain. Setiap pemimpin atau atasan hendaknya selalu belajar terus menerus untuk memahami dan mengerti situasi karyawanya. Sekian, semoga bermanfaat.